Sabtu 21 May 2022 11:02 WIB

Luas Tanah Haram di Makkah tak Pernah Berubah, Begitu dengan Kemuliannya

Tanah haram di Makkah luasnya tak berubah dan tetap mulia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Luas Tanah Haram di Makkah tak Pernah Berubah, Begitu dengan Kemuliannya. Foto:   Kota Makkah, Arab Saudi (ilustrasi)
Foto: ROL/Sadly Rachman
Luas Tanah Haram di Makkah tak Pernah Berubah, Begitu dengan Kemuliannya. Foto: Kota Makkah, Arab Saudi (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pebimbing ibadah haji Ustadz Imam Khoiri mengatakan, luas tanah haram Arab Saudi tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Meski saat ini tanah haram sudah banyak gedung-gedung mewah seperti halnya kota metropolitan.

"Tanah haram itu terbatas dan dari dulu batasnya seperti itu, meskipun Makkah sekarang sudah berubah menjadi metropolitan dengan gedung yang sangat banyak, hotel yang megah-megah tapi tanah haram tetep arah utara sekitar 7 km selatan 13 km, ke timur 25 km ke barat 25 km," kata Usadz Imam Khoiri saat menyampaikan tausiyah subuh kepada peserta bimbingan teknis (Bimtek) PPIH Arab Saudi, di Masjid Al-Mabrur Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga

Ustadz Imam Khoiri menyampaikan sampai hari ini, batas tanah haram itu masih di batasi dengan tiang-tang pancang semacam patok-patok, mengelilingi tanah haram. Patok-patok itu dibuat untuk membatasi tanah haram dan bukan tanah haram. 

"Itu yang dulu ditetapkan sama nabi sampai sekarang," katanya.

 

Ustadz Khoiri mengatakan, dengan adanya patok atau pembatas, bisa memudahkan menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang. Misal dilarang membunuh, merusak tanaman dan perusakan-perusakan lainnya.

"Di tanah haram itulah kemudian berlaku ke tentuan dilarang orang disitu untuk membunuh binatang dilarang di situ untuk merusak," katanya.

Ustadz Imam Khoiri mengatakan, di tanah haram ada Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Dua tempat ini merupakan tempat yang mulia dan dimuliakan. 

"Itu adalah tempat-tempat mulia yang menjadi tujuan rombongan yang akan kita layani," katanya.

Untuk itu para petugas harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada para jamaah. Karena jamaah haji bukan orang biasa, karena pada saat itu posisinya dia sebagai tamu Allah SWT.

"Maka berapa jamaah haji ini satu rombongan tidak biasa, itu rombongan yang luar biasa. Maka masya Allah para pelayannya kita semua juga orang orang yang luar biasa," katanya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement