Selasa 24 May 2022 08:50 WIB

Anggota Parlemen Israel Peringatkan Kemungkinan Perang Agama di Al Aqsa

Pengadilan memutuskan mendukung Yahudi untuk berdoa di kompleks Masjid Al Aqsa

Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem
Foto: AP Photo / Mahmoud Illean
Masjid Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang anggota parlemen senior Israel, Senin (23/5), mengatakan, Israel mempertaruhkan "perang agama" setelah pengadilan memutuskan mendukung orang-orang Yahudi mencoba untuk berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa. Sementara kaum nasionalis berencana menggelar pawai di dekat kompleks Al-Aqsa.

Faksi-faksi Palestina telah mengecam tindakan Israel di Kota Tua Yerusalem, yang menjadi jantung dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Pengadilan Magistrat Yerusalem pada Ahad (22/5) membatalkan perintah penahanan terhadap tiga orang Yahudi yang telah berdoa saat mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa.

Orang-orang Yahudi menghormati situs itu sebagai sisa dari dua kuil kuno. Tetapi mereka dilarang beribadah di lokasi tersebut, berdasarkan perjanjian Israel dengan otoritas Muslim. Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam.

Kantor Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.  Bennett juga harus memutuskan apakah akan memberikan lampu hijau terhadap pergelarab pawai bendera tahunan Israel di Kota Tua pada pekan depan.  

Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan di parlemen Israel, Ram Ben-Barak,  menentang keputusan pengadilan dan menyuarakan keprihatinan tentang rute pawai yang direncanakan. Rute pawai mencakup kawasan Muslim di Kota Tua.

"Saya pikir selama periode sensitif ini harus berhati-hati. Kita tidak boleh, dengan tangan kita sendiri, menyebabkan perang agama di sini atau segala macam provokasi yang dapat memicu konflik di Timur Tengah," ujar Ben-Barak.

Pawai bendera digelar untuk merayakan penaklukan Israel atas Kota Tua dalam perang Timur Tengah 1967. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terpisahkan. Sementara orang-orang Palestina ingin mendirikan ibu kota mereka sendiri yang mencakup seluruh Yerusalem.

Ben-Barak memperkirakan bahwa Bennett akan menunggu sampai malam untuk memutuskan rute pawai bendera guna mencegah kemungkinan konflik. "Tidak selalu layak membayar harga ini untuk demonstrasi yang hanya tentang tontonan dan sedikit hal lain," ujarnya.

Bentrokan selama berpekan-pekan di Yerusalem Timur tahun lalu, termasuk di kompleks Al-Aqsa, memicu perang di Gaza pada Mei tahun lalu. Perang tersebut menewaskan sedikitnya 250 warga Palestina dan 13 orang di Israel.  

Setelah berbulan-bulan relatif tenang, ketegangan meningkat lagi dalam beberapa pekan terakhir. Ketegangan itu menyebabkan sejumlah orang tewas. Serangan berulang kali dilancarkan oleh pasukan Israel di Tepi Barat, termasuk serangan oleh militan terhadap orang Israel. Polisi dan warga Palestina juga bentrok di area masjid pada bulan suci Ramadhan.

Seorang pejabat senior Jihad Islam, Khaled Al-Batsh, mengatakan, melanjutkan pawai bendera akan menjadi "pesan perang" melawan Palestina. "Orang-orang Palestina akan menghadapi pawai bendera dan perlawanan akan melakukan semua yang harus dilakukan untuk melindungi masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci," kata Batsh dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement