Selasa 24 May 2022 13:11 WIB

Menteri Shanmugam: Abdul Somad Telah Meradikalisasi Warga di Singapura

UAS menegaskan tuduhan Singapura mengungkit masalah lama yang sudah diklarifikasi.

Ustaz Abdul Somad
Foto: Republika TV
Ustaz Abdul Somad

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Otoritas Singapura menegaskan sikapnya untuk menolak Ustaz Abdul Somad masuk ke negara tersebut. UAS dinilai telah masuk radar untuk beberapa kali. Ini setelah sejumlah individu diinvestigasi atas kaitan dengan radikalisasi usai menonton video dan dakwahnya.

Seperti dilansir Strait Times, Senin (23/4/2022), salah satu yang diindikasikan terlibat radikalisme adalah penahanan remaja berusia 17 tahun berdasarkan Internat Security Act pada Januari 2020.  "Remaja itu telah menonton dakwah dari Somad di Youtube soal aksi bom bunuh diri dan mulai mempercayai bahwa pengebom bunuh merupakan seorang yang sahid," ujar Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam, kemarin.

Baca Juga

"Dakwah Somad telah membuat konsekuensi nyata bagi dunia."

Shanmugam lalu mengutip contoh pendukung Somad baru-baru ini yang diunggah secara dari setelah pelarangan masuk di Singapuran. Hal itu, kata ia, menggambarkan ancaman langsung.

Menurutnya, pendukung Somad telah membuat komentar yang meminta Republik di bombardir dan dihancurkan. Sebelum akhirnya pernyataan itu dihapus oleh Facebook.  "Negara kecil, sangat arogan, hanya dengan satu misil kalian akan hancur," ujar Shanmugam mengutip komentar ancaman lainnya.

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) menanggapi pernyataan Pemerintah Singapura melalui laman resmi Kementerian Dalam Negeri (MHA) yang disiarkan Selasa (17/5/2022) lalu.

Menurut mubaligh nasional tersebut, pelbagai tuduhan yang disebutkan dalam rilis pers MHA Singapura cenderung mengungkit-ungkit persoalan lama.

Alumnus Universitas al-Azhar Mesir itu mengatakan, masalah-masalah seperti fatwa bom syahid, “jin kafir”, atau sebutan “kafir” untuk non-Muslim sudah selesai. Menurut dia, penjelasan atau klarifikasi dari dirinya mengenai hal itu sudah disampaikan dalam pelbagai video yang dapat diakses via internet.

“Semua soal itu sudah tuntas. Mereka tinggal tulis (cari) di Google, ‘Klarifikasi UAS tentang bom bunuh diri Palestina, jin dalam berhala, non-Muslim disebut kafir.’ Semoga mereka mendapat hidayah,” ujar UAS saat dihubungi Republika, Rabu (18/5/2022).

   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement