Sabtu 28 May 2022 10:35 WIB

Ratusan Ribu Karya Muslim Berada di Perpustakaan Barat, Termasuk Kitab Ulama Nusantara

Karya ulama buah peradaban Islam banyak tersimpan di perpustakaan Barat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi manuskrip. Karya ulama buah peradaban Islam banyak tersimpan di perpustakaan Barat
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Ilustrasi manuskrip. Karya ulama buah peradaban Islam banyak tersimpan di perpustakaan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para ulama terdahulu banyak meninggalkan karya-karya ilmiah yang dikenal dengan turats. Kitab-kitab turats (kutub at turats) inilah yang menjadi rujukan untuk memahami Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW. 

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga mantan Menteri Agama, Prof Said Agil Husin Al Munawar mengatakan manuskrip kitab-kitab turats ada yang sudah tercetak (disebut matbu'ah), namun ada juga yang turats belum tercetak (disebut makhtutoh).  

Baca Juga

Banyak karya ilmiah ulama terdahulu yang belum tercetak atau ditemukan masih dalam bentuk tulisan asli penulisannya (makhtutat). Sebagian turats yang ditemukan ada juga yang ditulis ulang oleh orang lain dengan tulisannya sendiri.  Naskah-naskah salinan tulisan tangan tersebut tersebar di berbagai perpustakaan di sejumlah negara seperti Arab Saudi, Mesir, Maroko dan lainnya baik milik negara maupun pribadi.  

Menurut Prof Said, saat ini baru tercatat ada sekitar 650 ribu naskah turats dalam tulisan asli yang belum tercetak yang tersebar di berbagai negara. Dia mencontohkan ada sebuah perpustakaan pribadi di Iran milik seorang ulama bernama Marasyi Najafi  yang menyimpan 350 ribu naskah manuskrip dalam ilmu-ilmu agama Islam. 

Di Maktabah Al Misriyah milik Al Azhar juga menyimpan ratusan ribu manuskrip tulisan tangan karya ulama terdahulu. Di Uni Emirat terdapat perpustakaan pribadi milik seorang pedagang bernama Jumah Majid yang mengoleksi sekitar 350 ribu manuskrip turats.  

Bahkan menurut Prof Said, sejumlah perpustakaan  telah membuat mikrofilm dengan alat khusus sehingga bisa membuat manuskrip yang rusak dan tidak bisa terbaca menjadi dapat terbaca utuh seperti baru. 

Tidak hanya di negeri Islam, kitab-kitab turats juga tersimpan di negara-negara Eropa. Salah satunya adalah di Perpustakaan di Leiden Belanda. Bahkan menurutnya banyak karya-karya ulama Indonesia yang tersimpan di perpustakaan tersebut.

Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat

Pelajar dan para peneliti yang ingin mengakses data tentang kitab turats tertentu harus merogoh kocek yang tak sedikit agar bisa memperoleh salinan per halaman dan mikrofilmnya.  

"Nah Kita belum mengarah ke sana. Kita masih yang tercetak. Yang manuskrip belum ada. Jadi kita tidak punya alat untuk membaca alat manuskrip itu. Jadi alatnya seperti laboratorium. Naskah dimasukan melalui mikro itu, kita baca melalui kaca pembesar itu. Itulah yang sekarang dilakukan usaha penelitian dengan sebutan tahqiq. Artinya studi secara mendalam naskah yang diinginkan itu," kata Prof Said saat mengisi Kuliah Umum dan Pembukaan Program Santri Pasca Tahfiz Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran angkatan ke-28 beberapa hari lalu dengan tema Revitalisasi Turats dalam Studi Alquran Kontemporer, sebagaimana dikutip dari Harian Republika, Sabtu (28/5/2022). 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement