Senin 30 May 2022 06:53 WIB

BMKG Tanjung Perak Keluarkan Peringatan Dini Pasang Air Laut Maksimum

Pasang air laut maksimum berpotensi menyebabkan terjadinya banjir rob

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pasang air laut maksimum berpotensi menyebabkan terjadinya banjir rob. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Pasang air laut maksimum berpotensi menyebabkan terjadinya banjir rob. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Surabaya mengeluarkan peringatan dini terkait adanya pasang air laut maksimum di sejumlah wilayah di Jatim sepekan ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya Daryatno dalam keterangan pers di Surabaya pada Ahad (29/5/2022) mengatakan pasang air laut maksimum tersebut berkisar 130 sampai dengan 140 sentimeter di atas permukaan air laut.

Baca Juga

"Akibat tingginya pasang air laut maksimum tersebut berpotensi terjadinya banjir rob pada tanggal 30 Mei sampai dengan tanggal 4 Juni," katanya.

Menurutnya beberapa wilayah Jatim yang berpotensi terjadi gelombang tinggi tersebut di antaranya area pelabuhan Surabaya berlaku sejak tanggal 30 Mei sampai dengan 3 Juni 2022 sekitar pukul 10.00 sampai dengan 13.00 WIB. Untuk wilayah lainnya yakni pesisir Surabaya barat termasuk Gresik, Lamongan, dan Tuban terjadi pada tanggal 30 Mei sampai dengan 4 Juni 2022, pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB.

Wilayah Surabaya timur termasuk Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Bangkalan Selatan, Sampang, dan wilayah Selat Madura diperkirakan terjadi pada 30 Mei sampai dengan 3 Juni 2022 pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB. Selain itu, untuk wilayah pesisir Kalianget termasuk Pamekasan terjadi pada tanggal 30 Mei sampai dengan tanggal 3 Juni 2022, pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.

Daryatno mengatakan gelombang tinggi ini berpotensi menyebabkan terjadinya rob dan genangan yang berakibat terganggunya aktivitas masyarakat pesisir, termasuk sarana transportasi. "Masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi terjadinya pasang air laut maksimum tersebut dan berkoordinasi dengan BMKG setempat untuk mendapatkan informasi terbaru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement