Senin 30 May 2022 22:08 WIB

Nigeria Konfirmasi Kasus Kematian Cacar Monyet Pertama pada 2022

Kasus kematian tersebut dialami oleh seorang pasien berusia 40 tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.
Foto: Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via
Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga 29 Mei 2022, Nigeria telah mendeteksi 21 kasus cacar monyet di mana satu kasus di antaranya berujung pada kematian. Ini merupakan kasus kematian pertama akibat cacar monyet yang terjadi pada 2022.

Nigeria Centre for Disease Control (NCDC) mengungkapkan kasus kematian tersebut dialami oleh seorang pasien berusia 40 tahun. Pasien tersebut memiliki komorbid dan menggunakan obat imunosupresif atau penekan imun.

Baca Juga

"Tak ada bukti mengenai transmisi baru atau tak biasa dari virus, maupun perubahan dalam manifestasi klinis yang terdokumentasi," pungkas NCDC, seperti dilansir TheCable.

Cacar monyet telah menjadi penyakit endemik di beberapa negara Afrika, termasuk Nigeria. Kasus cacar monyet pertama kali mewabah di Nigeria pada 2017.

Menurut NCDC, sejak 2017 hingga saat ini, sudah ada 247 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di Nigeria. Dari seluruh kasus tersebut, ada sembilan kasus kematian akibat cacar monyet yang tercatat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet merupakan penyakit endemik di beberapa negara Afrika. Selain Nigeria, cacar monyet juga secara berkelanjutan ditemukan di Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya pada hewan), Ivory Coast, Liberia, dan Sierra Leone.

Akan tetapi, saat ini cacar monyet juga ditemukan di lebih dari 20 negara non endemik. Situasi ini tak dipungkiri turut memunculkan kekhawatiran global. Terlebih, WHO mengungkapkan bahwa kasus-kasus cacar monyet yang ditemukan di luar Afrika saat ini tak berkaitan dengan perjalanan ke area endemik.

Menurut WHO, temuan kasus cacar monyet yang tak berkaitan dengan perjalanan ke area endemik merupakan sesuatu yang tak biasa. Kemunculan cacar monyet secara bersamaan di negara-negara non endemik saat ini juga dinilai mengindikasikan adanya transmisi yang sudah terjadi dalam beberapa waktu ke belakang namun tak terdeteksi.

NCDC saat ini sudah mengaktifkan pusat operasi darurat multisektoral nasional untuk cacar monyet pada level 2. Hal ini bertujuan untuk memperkuat dan mengoordinasi respons terhadap aktivitas penanganan cacar monyet di dalam negeri sekaligus menjadi kontribusi untuk respons global. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement