Senin 30 May 2022 23:16 WIB

Kim Jong-un Minta Warga Korut Kumur Air Garam demi Cegah Covid-19

Korut merupakan satu dari dua negara di dunia yang menolak inisasi berbagi vaksin.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Foto: AP/Korean Central News Agency/KCNA via KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa vaksinasi, Korea Utara tampak kewalahan dalam menghadapi kasus Covid-19 yang kini menyebar di negara tersebut. Menghadapi situasi ini, pimpinan Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan warganya untuk melakukan dua hal untuk mencegah Covid-19.

Hal yang pertama adalah melakukan gargle atau berkumur di pangkal tenggorokan dengan air garam. Sedangkan perintah yang kedua adalah meminum teh daun willow sebanyak tiga kali per hari.

Baca Juga

"Pengobatan tradisional yang terbaik," ungkap seorang warga Korea Utara dalam sebuah wawancara yang disiarkan melalui televisi, seperti dilansir Insider.

Banyak warga lokal meyakini bahwa air garam merupakan obat terbaik untuk melawan virus. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa teh herbal seperti daun willow juga dapat membantu meredakan gejala demam pada Covid-19.

Korea Utara tampaknya sedang menghadapi krisis yang cukup hebat akibat Covid-19, mengingat kapasitas pengetesan di negara tersebut masih sangat terbatas. Selain itu, Korea Utara juga dikenal memiliki sistem layanan kesehatan yang belum optimal dan populasi warganya belum divaksinasi.

Korea Utara merupakan satu dari dua negara di dunia yang menolak inisasi berbagi vaksin dunia. Negara lainnya yang juga menyampaikan penolakan adalah Eritrea.

Per Selasa kemarin, Korea Utara mencatat ada 1,7 juta kasus "demam". Dari seluruh kasus tersebut, terdapat 62 kasus kematian.

Mengacu pada BBC, hingga saat ini Korea Utara menolak untuk menyebut wabah "demam" ini sebagai Covid-19. Hal ini turut diperberat dengan minimnya kapasitas pengetesan untuk mendiagnosis Covid-19 di negara tersebut.

Menurut para ahli, jumlah riil kasus Covid-19 di Korea Utara mungkin jauh lebih besar dibandingkan jumlah yang dilaporkan. Pada Sabtu lalu, Kim juga menyatakan bahwa wabah Covid-19 di Korea Utara merupakan kekacauan yang paling signifikan sejak negara tersebut berdiri pada 1948.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement