Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Herlina Puspawati

Jangan Tinggalkan Al Qur'an

Agama | Monday, 30 May 2022, 19:04 WIB

Sumber gambar : Pinterest

Ramadhan 1443 H sudah berakhir. Pastinya setiap orang punya kenangan masing masing dalam menjalani Ramadhan yang lalu. Salah satunya kenangan dalam berinteraksi dengan Al Qur’an. Masih terasa indah suasana Ramadhan, lantunan ayat ayat Al Qur’an hampir selalu terdengar di masjid masjid dan rumah rumah, di waktu pagi, siang dan malam. Bahkan pada sepuluh malam terakhir dibulan Ramadhan, lantunan Al Qur’an menggema di sepertiga malam terakhir. Syahdu dan terasa tentram di hati.

Banyak orang berlomba lomba melakukan amal kebaikan di bulan Ramadhan karena janji Allah akan memberikan ganjaran yang berlipat ganda, apalagi membaca Al Qur’an. Jika Membaca Al Qur’an diluar bulan Ramadhan saja Allah sudah memberikan ganjaran yang istimewa apalagi dibulan Ramadhan.

Setiap amal kebaikan yang dilakukan selain membaca Al Qur’an diganjaran Allah dengan sepuluh kebaikan, sebagaimana dalam surat Al ‘An’am ayat 160 “Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya....”, dan ganjaran itu didapatkan setelah amal tersebut selesai dikerjakan. Sedangkan bagi yang membaca Al Qur’an mendapat langsung sepuluh kebaikan dari setiap huruf huruf yang dibaca. Hampir mustahil orang yang sudah niat membaca Al Qur’an hanya membaca satu ayat saja. Anggaplah sependek pendeknya orang membaca Al Qur’an adalah setengah halaman, maka sudah berapa banyak huruf yang diucapkan. Buat yang mau menghitung hitung pahala, pasti akan merasa betapa besar nominal angka pahala yang didapat.

Sangat luar biasa penghargan yang diberikan Allah kepada orang orang yang membaca Al Qur’an. Sampai sampai Allah janjikan kepada mereka yang sibuk dengan Al Qur’an dan tidak sempat meminta kepada-Nya, maka Allah akan memberikan apa yang menjadi kebutuhannya.

Barangsiapa sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir sampai tidak sempat berdoa kepada-Ku, maka aku berikan kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang aku berikan kepada orang-orang yang berdoa kepadaku. Ketahuilah, nilai kalam Allah lebih tinggi dari semua perkataan makhluk seperti ketinggian Allah dibanding makhluk-Nya."

(HR. At Tirmidzi)

Sungguh teramat sayang jika dibulan Ramadhan lalu kita menjadi orang yang bersemangat berinteraksi dengan Al Qur’an, tapi kemudian kita perlahan mundur dalam keterikatan tersebut. Al Qur’an yang senantiasa hadir di dekat kita, menemani waktu shoum kita, lambat laun bergeser menjauh. Awalnya mushaf mudah kita raih, sekarang butuh usaha untuk meraihnya. Rugi sekali jika kita menjadi salah satu pelakunya. Jangan Tinggalkan Al Qur’an, jangan tempatkan lagi Al Qur’an dalam deretan buku buku dalam rak yang tidak kita jamah lagi, atau baru akan kita pegang lagi tatkala Ramadhan tiba. Sungguh sangat merugi orang orang yang berbuat demikian.

Mengapa kita tinggalkan Al Qur’an ? jika kita pahami bahwa Allah sangat mengistimewakan orang orang yang dekat dengan Al Qur’an.

Mengapa kita tinggalkan Al Qur’an ? Jika kita pahami bahwa Allah sudah menjamin kehidupan yang baik di dunia dan di akherat buat para pencinta Al Qur’an.

Mengapa kita tinggalkan AL Qur’an ? Jika kita pahami ganjaran pahala yang Allah berikan sangat banyak, sepuluh dari setiap huruf huruf yang dibaca.

Pastinya harus ada usaha yang sangat kuat untuk tetap berada pada zona harmonis antar kita dan Al Qur’an. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

Pertama, perbaharui terus niat untuk membaca Al Qur’an. Dalam keseharian, jika kita akan melakukan sesuatu, pasti ada dialog yang terjadi pada hati kita. Setiap keinginan untuk berbuat baik, pasti akan dibarengin oleh ajakan untuk tidak melakukannya. Dalam dialog hati, Jadilah orang orang yang beruntung, arahkan nafsu kita untuk kebaikan, kalahkan nafsu yang mengajak kepada keburukan. Membaca Al Qur’an adalah ibadah yang istimewa , maka lakukan dengan kesungguhan hati.

Kedua, Jangan pernah menunda jika sudah ada keinginan untuk membaca Al Qur’an. Jika keinginan itu hadir, segera berwudhu dan mengambil Mushaf, bacalah walau hanya sepuluh sampai lima belas menit. Berikan kata kata semangat pada diri kita, “ayuu kerjakan walaupun sebentar’. Karena kalo kita menundanya tidak ada jaminan kita punya keinginan lagi membacanya. Jangan sia sia kan hidayah yang Allah berikan.

Ketiga, jangan berangan angan membaca Al Qur’an pada waktu senggang, karena pada kenyataanya urusan dunia itu tidak ada habisnya. Dan pada akhirnya kita tidak punya waktu senggang untuk membaca Al Qur’an. Mulailah memprioritaskan waktu. Sisipkan waktu khusus dalam sehari disesuaikan keluangan dan kesibukan masing masing.

Keempat, aktif di majelis Al Qur’an. Motivasi terbesar memang dari diri sendiri, tetapi lingkungan juga punya peran yang tidak sedikit, untuk mempengaruhi diri kita. Berada dilingkungan yang selalu mengingatkan kita berinteraksi dengan Al Qur’an, setidaknya akan membuat kita selalu ingat untuk tetap membaca Al Qur’an.

Kelima, berdoa kepada Allah. Meskipun ditempatkan pada poin kelima. Tapi ini adalah poin yang sangat penting. Allah Sang pembolak balik hati, minta terus dalam doa doa kita agar Allah senantiasa tetapkan hati kita kepada kebaikan. Jujurlah kepada Allah, bersungguh sungguhlah minta keberkahan waktu, agar Allah permudah urusan urusan dunia kita dan memampukan kita untuk istiqamah dalam membaca Al Qur’an.

Tidak ada keberhasilan yang instan, butuh kerja keras dan latihan yang konsisten. Lakukan hal hal tersebut secara perlahan lahan. Paksa diri kita melakukannya. Jika sedang malas, Paksakan. Jika sedang sibuk, paksakan. Jika sedang tidak bersemangat, paksakan. InsyaAllah dengan seizin-Nya, bukan saja membaca Al Qur’an menjadi ibadah konsisten yang kita lakukan, tapi juga akan merasakan lezatnya hidangan Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image