Rabu 01 Jun 2022 14:52 WIB

Respons Intervensi AS Soal Taiwan, China Gelar Patroli Kesiapan Tempur

Militer China mengaku menggelar latihan di sekitar Taiwan beberapa hari terakhir.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Bendera China. Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China merespons dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan dengan menggelar patroli di sekitar wilayah Taiwan.
Foto: Pixabay
Bendera China. Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China merespons dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan dengan menggelar patroli di sekitar wilayah Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China mengatakan, pihaknya telah menggelar patroli kesiapan tempur di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan. Kegiatan itu digelar merespons semakin beraninya Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi terkait isu Taiwan.

Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, latihan di sekitar Taiwan sudah digelar dalam beberapa hari terakhir. Mereka menyebut, kegiatan itu diperlukan untuk menanggapi apa yang digambarkannya sebagai "kolusi AS-Taiwan".

Baca Juga

"Baru-baru ini, AS telah sering membuat langkah dalam masalah Taiwan, mengatakan satu hal dan melakukan hal lain, menghasut dukungan untuk pasukan kemerdekaan Taiwan, yang akan mendorong Taiwan ke dalam situasi berbahaya," kata Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, dikutip laman Aljazirah, Rabu (1/6/2022).

Belum lama ini, Taiwan melaporkan insiden penyerobotan terbesar oleh jet tempur China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) mereka. Sebanyak 30 pesawat milik Negeri Tirai Bambu, mayoritas jet tempur, memasuki wilayah barat daya ADIZ.

Peristiwa penyerobotan itu berlangsung ketika Senator AS Tammy Duckworth mengunjungi Taiwan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, Beijing sudah mengajukan "protes" atas kunjungan Duckworth ke sana.

"Kami mendesak politisi AS yang relevan untuk sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu-China, dan segera menghentikan pertukaran resmi dengan Taiwan dalam bentuk apa pun serta menahan diri dari mengirim sinyal yang keliru kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan'," ujar Zhao dalam pengarahan pers pada Selasa (31/5/2022), dilaporkan Global Times.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement