Jumat 03 Jun 2022 14:53 WIB

Kim Jong-un Beri Selamat kepada Ratu Elizabeth II

Ratu Inggris Elizabeth II sedang memperingati momen 70 tahun takhtanya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Ratu Elizabeth II, dari kiri, Pangeran Louis, Kate, Duchess of Cambridge, Putri Charlotte, Pangeran George dan Pangeran William di balkon Istana Buckingham, London, Kamis 2 Juni 2022, pada hari pertama dari empat hari perayaan untuk menandai Yubileum Platinum. Acara selama liburan panjang akhir pekan di Inggris dimaksudkan untuk merayakan 70 tahun pelayanan raja.
Foto: Alastair Grant/Pool Photo via AP
Ratu Elizabeth II, dari kiri, Pangeran Louis, Kate, Duchess of Cambridge, Putri Charlotte, Pangeran George dan Pangeran William di balkon Istana Buckingham, London, Kamis 2 Juni 2022, pada hari pertama dari empat hari perayaan untuk menandai Yubileum Platinum. Acara selama liburan panjang akhir pekan di Inggris dimaksudkan untuk merayakan 70 tahun pelayanan raja.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengirim ucapan selamat kepada Ratu Inggris Elizabeth II yang sedang memperingati momen 70 tahun takhtanya. Korut dan Inggris telah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 2000.

“Saya mengirimkan ucapan selamat saya kepada Anda dan rakyat Anda pada kesempatan hari nasional negara Anda, peringatan resmi ulang tahun Yang Mulia,” kata Kim dalam pesannya kepada Ratu Elizabeth II yang menurut Kementerian Luar Negeri Korut dikirim pada Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Pada September tahun lalu, Ratu Elizabeth II juga sempat memberi ucapan selamat kepada Kim saat Korut merayakan hari jadinya yang ke-73. “Saat rakyat Republik Demokratik Rakyat Korea (nama resmi Korut) merayakan Hari Nasional mereka, saya mengirimkan harapan baik saya untuk masa depan,” kata Ratu Elizabeth II dalam pesannya kepada Kim seperti dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Sejak membuka hubungan diplomatik resmi pada tahun 2000, Inggris dan Korut membuka kedutaan di masing-masing negara. Saat ini Kedutaan Besar Inggris di Pyongyang ditutup karena peraturan pembatasan masuk dan keluar yang ketat dari otoritas Korut. Hal itu berkaitan dengan pencegahan penyebaran Covid-19.

Sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020, Korut telah menutup semua akses perbatasannya. Ketika hampir seluruh negara di dunia berjuang mengatasi wabah, Korut sama sekali tak melaporkan penemuan kasus Covid-19. Namun klaim itu banyak diragukan para ahli kesehatan.

Pada 12 Mei lalu, Korut akhirnya mengumumkan penemuan kasus Covid-19 pertamanya. Ratusan ribu warganya telah mengalami demam dan diduga terinfeksi Covid-19. Kendati demikian, Pyongyang mengklaim berhasil mengatasi dan mengendalikan kondisi tersebut.

"Dalam beberapa hari setelah sistem pencegahan epidemi darurat maksimum diaktifkan, tingkat morbiditas serta mortalitas secara nasional telah menurun secara drastis. Jumlah orang yang pulih meningkat, sehingga secara efektif membatasi dan mengendalikan penyebaran penyakit pandemi serta mempertahankan situasi yang stabil," kata KCNA dalam laporannya pada 24 Mei lalu.

KCNA melaporkan, saat ini Korut sedang memperluas produksi pasokan obat-obatan esensial. Namun tak dijelaskan berapa banyak obat yang diproduksi. Selain itu, KCNA mengungkapkan, Korut juga telah mengerahkan tim untuk mendistribusikan makanan serta obat-obatan kepada warga di seluruh wilayah. Petugas medis pun dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement