Senin 06 Jun 2022 18:45 WIB

AGRI: Peluang Pasar Domestik Gula Kristal Rafinasi di Indonesia Terbuka Luas

Permintaan ekspor gula kristal rafinasi dari berbagai negara terus berkembang.

Gula Kristal Rafinasi (ilustrasi).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gula Kristal Rafinasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang pasar domestik pasokan gula kristal rafinasi (GKR) di Indonesia terbuka luas. Sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak termasuk pemerintah agar bisa memberikan kepastian kebutuhan bahan baku untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan bahan baku UMKM, AGRI juga hadir untuk memberikan dukungan penuh bagi UMKM untuk meningkatkan daya saing dan mutu produknya melalui penggunaan gula kristal rafinasi" kata Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Edy Putra Irawady saat membuka FGD bertema Mendukung Pengembangan Penggunaan Gula Kristal Rafinasi Melalui Peningkatan Daya Saing dan Mutu Produk UMKM secara virtual di Jakarta, Senin (6/6/2022).

Baca Juga

Dikatakan, peluang pasar domestik bagi pengembangan pasokan GKR masih terbuka luas, karena menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mempunyai 3,9 juta Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di bidang makanan dan minuman pada 2019. Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki jumlah UMK makanan dan minuman terbanyak dengan jumlah mencapai 791.435 UMK.

Selain itu diversifikasi produk dan pasar ekspor Indonesia terus meningkat dan permintaan ekspor GKR dari berbagai negara terus berkembang, mengingat kualitas produk berkandungan GKR dapat diterima konsumen internasional yang sesuai ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu atau K3LM.

Hal ini dimungkinkan karena GKR merupakan proses hilirisasi industri gula yang lebih bening dan bersih tanpa katalisator/proses kimiawi, produk berkandungan GKR lebih tahan lama dengan rasa yang konsisten, serta harganya relatif lebih murah karena jalur produksi dan distribusi yang lebih pendek.

Mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) April 2022, Edy mengatakan, peluang pasar produk makanan minuman akan terus meningkat, mengingat pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 mencapai 3,6 persen, dimana negara-negara tujuan ekspor Indonesia tumbuh positif pada kuartal pertama 2022, rata-rata di bawah Indonesia kecuali Uni Eropa (5,2 persen).

"Tetapi inflasi negara maju dan negeri berkembang cukup tinggi pada kuartal pertama 2022 masing-masing 5,7 persen dan 8,7 persen yang nampaknya akibat perang Rusia dengan Ukraina," kata Edy.

Selain mengembangkan peluang ekspor, upaya lain untuk meningkatkan industri GKR bekerja secara efisien adalah mempromosikan penggunaan GKR dalam industri skala UMKM yang sekaligus dapat mendorong peningkatan kualitas dan daya saing produk makanan minuman terutama bagi industri rumah tangga dan kecil yang keberadaannya sangat signifikan bagi perekonomian daerah.

Direktur Eksekutif AGRI Gloria Guida Manalu mengatakan daerah terbesar industri makanan minuman atau mamin pengguna GKR tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia adalah sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92 persen dari keseluruhan sektor usaha yang di antaranya merupakan industri pengolahan makanan dan minuman. 

Dan berdasarkan data BPS tahun 2019 sekitar 3,9 juta industri mamin yang telah menggunakan GKR.Menurut dia, jika dilihat dari angka tersebut, jumlah UMKM yang sudah merasakan manfaat menggunakan gula rafinasi masih terbatas pada 1.966 UMKM dan cakupannya didominasi hanya pada beberapa daerah tertentu saja. 

Sementara UMKM industri pengolahan makanan dan minuman tersebar di seluruh Indonesia."Artinya perlu dilakukan pembenahan dalam mata rantai sistem pendistribusian GKR tersebut, sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara merata di seluruh wilayah," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement