Selasa 07 Jun 2022 18:07 WIB

Harga Cabai Rawit Jawa Timur Merangkak Naik

Terjadi kekosongan panen di daerah sentral cabai rawit.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang sayur mengambil cabai rawit saat melayani pembeli.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pedagang sayur mengambil cabai rawit saat melayani pembeli.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Harga cabai rawit dan cabai besar di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rata-rata cabai rawit Rp 85.036 per kilogram.

Harga rata-rata tertinggi Rp 96.500 per kg di Pasuruan. Sedangkan harga rata-rata terendah Rp 74.333 per kg di Situbondo.

Di Pasar Genteng, Keputran, dan Tambahrejo, Surabaya, harga cabai rawit mencapai Rp 85 ribu per kg. Sedangkan di Pasar Pucanganom, harga cabai rawit Rp 70 ribu per kg, dan tertinggi di Pasar Wonokromo yang mencapai Rp 90 ribu per kg.

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko mengatakan, naiknya harga cabai ini disebabkan oleh produksinya yang berkurang akibat antraknosa di beberapa daerah yang menjadi sentral cabai rawit seperti Blitar, Kediri, Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Tanaman cabai ini menurutnya mati lebih awal sebelum panen.

"Terjadi kekosongan panen di daerah sentral cabai rawit, sehingga jika biasanya panennya sambung menyambung antar daerah, nah kali ini terputus. Harga cabai rawit dari petani Rp 72 ribu dan sampai ke pedagang harganya Rp 75 ribu," katanya Nanang, Selasa (7/6).

Ia menambahkan untuk cabai besar disebabkan karena kekosongan tanam akibat curah hujan yang jadwalnya maju. Adapun untuk harganya, berada di kisaran Rp 46 ribu per kg di tingkat petani dan pada pedagang Rp 51 ribu per kg.

"Nah untuk stok ini sebenarnya bukan langka tapi produksinya menurun, sehingga stoknya tidak banyak," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement