Rabu 08 Jun 2022 06:32 WIB

Zelenskyy: Saya Siap Negosiasi Langsung dengan Putin

Seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mengutarakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mengutarakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mengutarakan kesiapannya melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertempuran antara Moskow dan Kiev sudah berlangsung lebih dari 100 hari.

“Saya siap negosiasi langsung dengan Presiden Putin jika kita siap membahas mengakhiri perang ini dengan serius,” kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang dirilis pada Selasa (7/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, tak ada waktu melakukan pembicaraan dengan Rusia dan membahas hal yang tak terkait dengan cara mengakhiri konflik. Misalnya, soal kemungkinan Ukraina bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Jika kami tidak berada di NATO, tidak ada pangkalan negara asing di wilayah kami. Jika Anda ingin menerima kami ke dalam NATO, silakan undang kami, tapi kami tidak membahasnya saat ini,” ucapnya.

Pekan lalu Zelenskyy mengatakan, seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur.

“Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelenskyy saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video pada 2 Juni lalu, dikutip laman CNN.

Dia mengungkapkan, pertempuran di sepanjang wilayah Kharkiv hingga ke Mykolaiv sepanjang lebih dari seribu kilometer masih berlangsung. Sementara Donbas yang berada di timur Ukraina sudah benar-benar porak poranda akibat pertempuran.

Zelenskyy mengeklaim, setidaknya 30 ribu tentara Rusia telah tewas sejak pertempuran dimulai pada 24 Februari lalu. “Itu lebih besar dari korban tewas Uni Soviet dalam 10 tahun perang di Afghanistan, lebih besar dari korban tewas Rusia dalam dua perang Chechnya,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Zelenskyy kembali menyerukan penerapan sanksi lebih keras terhadap Rusia. Selain itu, dia pun meminta negara-negara memasok lebih banyak senjata ke Ukraina untuk mendukung perjuangan mereka melawan Rusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement