Rabu 08 Jun 2022 13:52 WIB

Anak Muda Bandung Terpapar Hipertensi Capai 10 Persen

Seharusnya usia sekolah, usia kerja, usia produktif belum boleh terganggu hipertensi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah warga saat kegiatan pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Purwakarta, Antapani, Kota Bandung, Jumat (27/5/2022). Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah, skrining kejiwaan hingga vaksin Covid-19 bagi masyarakat secara gratis dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah warga saat kegiatan pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Purwakarta, Antapani, Kota Bandung, Jumat (27/5/2022). Dinas Kesehatan Kota Bandung menggelar pemeriksaan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) berupa pemeriksaan tekanan darah, gula darah, skrining kejiwaan hingga vaksin Covid-19 bagi masyarakat secara gratis dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sebanyak 10 persen dari total 28 ribu penderita hipertensi hingga bulan Mei tahun 2022 di Kota Bandung adalah anak muda berusia 15 tahun ke atas. Jumlah tersebut ditengarai akibat gaya hidup (life style) kurang sehat.

"Sampai dengan bulan Mei 2022, kita sudah dapat laporan 28 ribu warga usia 15 hingga 69 tahun. Jadi memang ada juga usia muda," ujar Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Ari Dewi Anjani, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Meski penderita hipertensi di Kota Bandung masih didominasi orang tua sebanyak 28 persen. Namun, anak muda yang menderita hipertensi sudah mencapai 10 persen dan pravelensi yaitu 3,6 persen.

"Memang masih lebih banyak dari usia tua, 60 hingga 69 tahun itu sekitar 28 persen dari persentase total, kalau anak muda memang tak banyak, di bawah 10 persen. Tapi seharusnya usia sekolah, usia kerja, usia produktif itu belum boleh terganggu dengan penyakit hipertensi," katanya.

Ira mengatakan masih belum dipastikan penyebab anak muda menderita penyakit hipertensi. Namun ditengarai kondisi tersebut terjadi akibat gaya hidup sehari-hari yang kurang sehat.

"Masih belum ada penelitian yang langsung menghubungkan penyebabnya, tapi ditenggarai karena gaya hidup yang tidak sehat, bisa jadi juga makanan, karena dietnya tidak selalu seimbang terus bisa jadi karena kurang minum air putih," katanya.

Ia menyarankan kepada masyarakat untuk melaksanakan skrining dini pada fasilitas kesehatan. Pada periode 17 Mei lalu hingga 17 Juni mendatang merupakan bulan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di puskesmas.

Ira mengatakan pemeriksaan yang dilakukan di antaranya terkait gizi, hipertensi, diabetes, pemeriksaan indera mata, telinga dan kesehatan mental. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa hipertensi saat ini bisa menyerang anak muda.

Ia menambahkan penyakit hipertensi jika dibiarkan dapat menyebabkan penyakit lain seperti stroke atau jantung maupun ginjal atau komplikasi. Disamping melakukan pemeriksaan dini, aktivitas olahraga harus terus dilakukan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement