Rabu 08 Jun 2022 17:40 WIB

Ratusan Kendaraan Antre di SPBU Pascagempa 5,8 Magnitudo

Ratusan kendaraan mengantre di beberapa SPBU di Kabupaten Mamuju usai gempa

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah warga mengantre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Simboang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.  Ratusan kendaraan mengantre di beberapa SPBU di Kabupaten Mamuju usai gempa. Ilustrasi.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Sejumlah warga mengantre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Simboang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Ratusan kendaraan mengantre di beberapa SPBU di Kabupaten Mamuju usai gempa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Ratusan kendaraan mengantre di beberapa SPBU di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, pascadaerah itu diguncang gempa bumi berkekuatan 5,8 magnitudo. Gempa mengguncang Mamuju pada Rabu (8/6/2022) siang sekitar pukul 13.32 WITA.

Dari pantauan di SPBU Simbuang pada Rabu sore, ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat terlihat mengantre hingga berjam-jam untuk mendapatkan BBM. "Sudah lebih satu jam saya mengantre, tetapi sampai sekarang saya belum mendapatkan BBM karena masih ada beberapa kendaraan di depan saya," kata seorang warga Mamuju bernama Arsyad, ditemui saat mengantre BBM di SPBU Simbuang.

Baca Juga

Ia dan warga lainnya mengantre untuk mengisi BBM kendaraannya karena khawatir BBM akan langka pascaterjadinya gempa. "Kalau tangki mobil penuh maka kami bisa langsung berangkat mengungsi jika terjadi gempa susulan," ujarnya.

Antrean panjang kendaraan hingga mencapai hampir satu kilometer juga terlihat di SPBU Simboro. Warga mengaku rela mengantre BBM karena khawatir terjadi gempa susulan, seperti gempa yang melanda Kabupaten Mamuju dan Majene pada 15 Januari 2021. "Kami khawatir BBM langka pascaterjadinya gempa seperti yang terjadi tahun lalu," kata warga Mamuju bernama Ahmad.

Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik meminta warga Mamuju agar tidak panik tetapi tetap waspada kemungkinan adanya gempa susulan. "Kami mengimbau masyarakat Sulbar agar tetap tenang tetapi harus tetap waspada karena belum ada teknologi yang bisa mendeteksi kapan gempa itu datang," kata Akmal Malik.

"Gempa itu tidak melukai orang, tetapi yang melukai itu bangunannya. Jadi, kami mengimbau masyarakat agar sementara waktu menghindari gedung dan bangunan yang berpotensi roboh jika ada gempa susulan," tambahnya.

Gempa yang melanda Kabupaten Mamuju, kata dia, menyebabkan kerusakan sejumlah gedung dan korban luka-luka. "Ada kerusakan, di gedung serbaguna Pemprov Sulbar dan tujuh korban luka lecet," ujar Akmal Malik.

Penjabat Gubernur Sulbar tersebut menyampaikan saat ini pihaknya masih terus mengumpulkan data kerusakan akibat gempa. "Saya sudah memerintahkan BPBD agar bergerak memastikan masyarakat aman," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement