Rabu 08 Jun 2022 20:43 WIB

Ini Kriteria Bus yang Bikin Nyaman Penumpang Pascapandemi

Bus generasi pascapandemi perlu menyediakan fitur baru agar penumpang merasa nyaman.

Penumpang menaiki bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga buah bus listrik Transjakarta merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon untuk diujicobakan di jalur non Bus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) melalui Tebet yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Penumpang menaiki bus listrik Transjakarta saat peluncuran uji coba bus di Pool Transjakarta, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga buah bus listrik Transjakarta merek Zhongtong, Skywell, dan Golden Dragon untuk diujicobakan di jalur non Bus Rapid Transit (BRT) pada rute Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) melalui Tebet yang belum pernah dilintasi bus listrik sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya Setyaka Dillon mengatakan bus generasi pascapandemi perlu menyediakan fitur baru agar penumpang merasa nyaman dan aman.

"Desain bus generasi berikutnya adalah pandemic proofing biar penumpang lebih nyaman dan yakin atas keamanannya," kata Harya dalam webinar, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Fitur-fitur yang membuat penumpang angkutan umum menjadi lebih nyaman setelah pandemi diantaranya adalah keberadaan penyaring udara, disinfektan ultraviolet hingga ionizer. Kendaraan berbasis listrik diyakini menjadi bagian dari masa depan transportasi umum.

Menurut dia, bus generasi baru harus punya desain baru yang lebih ringan karena bobot baterai berat. "Tantangan ke depan mencari sasis dan bodi yang lebih enteng," katanya.

Jalan menuju elektrifikasi kian terbuka lebar. Keraguan yang sempat muncul soal kendaraan listrik sudah terkikis. Salah satu contohnya adalah uji coba tiga bus listrik yang dilakukan PT Transportasi Jakarta (TransJakarta). Bis beroperasi pada rute Kampung Melayu - Tanah Abang (5F) untuk mengetahui ketahanan baterai dan memastikan sertifikasi kesesuaian terhadap kebutuhan TransJakarta.

"Bahkan bukan soal kapan mulai elektrifikasi, karena itu sudah terjawab," katanya.

Agar kendaraan berbasis listrik kian berkembang, teknologi baterai menjadi kunci penting. Bila teknologi baterai sudah kian mutakhir, penggunaan bus listrik bisa diterapkan tak hanya di dalam kota, tapi untuk angkutan antar kota dan provinsi. 

Hingga saat ini, teknologi baterai pada kendaraan masih terbatas. Kendaraan listrik dengan sekali pengisian daya bisa mencapai jarak 300 kilometer dengan kecepatan 70 km/jam.

Direktur PT Tentrem Sejahtera, Yohan Wahyudi, mengatakan pihaknya siap untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi karbon emisi."Kami berminat dan siap untuk membuat bodi bus listrik. Teknologi pengolahan raw material kita sudah mumpuni, dan kita juga telah memiliki desain yang memang bisa lebih ringan dan kuat," ujar dia.

Sebelumnya, perusahaan karoseri asal Malang, Jawa Timur ini sudah membuat bodi bus dari material aluminium yang lebih ringan hingga 500 kilogram. Hal ini membuat bahan bakar solar lebih efisien serta lebih hemat dalam penggunaan ban.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement