Kamis 09 Jun 2022 13:45 WIB

Ribuan UMK Ikut Bimtek di Festival Syawal LPPOM MUI

Sertifikat halal bukan sekedar selembar kertas pemenuhan regulasi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Karyawan beraktivitas di kantor Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Jakarta, Rabu (6/1). Juru Bicara Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi mengatakan penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac akan dilakukan secara serentak setelah mendapatkan fatwa kehalalan dari fatwa MUI. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di kantor Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Jakarta, Rabu (6/1). Juru Bicara Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi mengatakan penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac akan dilakukan secara serentak setelah mendapatkan fatwa kehalalan dari fatwa MUI. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menggelar Festival Syawal 1443 Hijriyah bertema "Tingkatkan Daya Saing UMK Melalui Sertifikasi Halal Yang Mudah dan Terpercaya." Dalam festival tahun ini LPPOM MUI fokus melakukan bimbingan teknis (Bimtek) dan training of trainers (ToT) terhadap UMK.

Direktur Utama LPPOM MUI, Muti Arintawati, mengatakan, tema festival syawal tahun ini adalah tingkatkan daya saing UMK melalui sertifikasi halal yang mudah dan terpercaya. Latar belakang dari penyelenggaraan festival ini sebagai bentuk kepedulian LPPOM MUI kepada UMK untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk. Serta sebagai bentuk komitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah produksi produk halal Indonesia yang diharapkan dapat bersaing di kancah global.

"Dalam kesempatan tahun ini kami lebih fokus kepada pelaksanaan bimbingan teknis dan juga training of trainers kepada komunitas pegiat halal, influencer halal, yang kami harapkan akan bisa memberikan pengetahuan terhadap persyaratan kehalalan dan proses sertifikasi halal kepada UMK yang ada di Indonesia," kata Muti saat memberikan pidato dalam acara Festival Halal, Kamis (9/6/2022).

Muti menjelaskan, sertifikat halal bukan sekedar selembar kertas pemenuhan regulasi tapi bentuk komitmen dari pelaku usaha untuk bisa terus melakukan proses produksi halal. Jadi sertifikasi halal tidak sekedar agar memenuhi regulasi tapi bisa memenuhi hak konsumen di Indonesia untuk mendapatkan produk yang terjamin kehalalannya.

Ia mengatakan, pada kesempatan tahun ini LPPOM MUI fokus melakukan beberapa bimbingan teknis dan ToT. "Kami berhasil melakukan bimbingan teknis kepada 3.034 UMK selama tiga pekan kurang lebih pelaksanaannya di bulan Syawal ini, kemudian kami melakukan kegiatan training of trainer untuk 574 orang kader dakwah halal yang diikuti peserta dari seluruh Indonesia," ujar Muti.

Ia menjelaskan, untuk wilayah Indonesia bagian barat ada 2.402 UMK yang mengikuti bimbingan teknis dan 405 orang yang mengikuti training of trainer. Sedangkan dari Indonesia wilayah timur ada 632 UMK yang mengikuti bimbingan teknis dan 169 orang yang mengikuti training of trainer.

"Tentunya dengan harapan setelah mengikuti bimbingan teknis UMK ini bisa lanjut ke dalam proses sertifikasi halal dan berhasil mendapatkan sertifikasi halal dan para peserta ToT bisa menularkan ilmunya kepada seluruh masyarakat, tidak hanya masyarakat konsumen tetapi juga masyarakat produsen serta Muslim Indonesia semakin luas bisa memahami tentang kehalalan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement