Kamis 09 Jun 2022 19:07 WIB

Israel Mulai Bangun Lift Listrik di Masjid Ibrahimi Hebron

Israel melaksanakan rencananya untuk melakukan Yudaisasi di Masjid Ibrahimi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan Israel berjaga di sekitar Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat, Palestina. Israel Mulai Bangun Lift Listrik di Masjid Ibrahimi Hebron
Foto: WAFA
Pasukan Israel berjaga di sekitar Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat, Palestina. Israel Mulai Bangun Lift Listrik di Masjid Ibrahimi Hebron

REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Proses pembangunan lift elektronik di Masjid Al-Ibrahimi yang terletak di kota Hebron, Tepi Barat telah mencapai tahap akhir. Ini pertanda Israel sedang melaksanakan rencananya untuk melakukan Yudaisasi di tempat tersuci keempat di dunia Islam. 

Pada Mei, otoritas Israel mulai menghancurkan dan melibas sejumlah tangga arkeologi dan memasang lift, menggunakan alat berat dan truk. Strukturnya terdiri dari dua bagian yang pertama membujur dengan ketinggian sekitar 10 meter. Sedangkan bagian kedua terdiri dari melintang lainnya, terhubung ke pintu barat Masjid Ibrahimi.

Baca Juga

Aktivis Palestina mengatakan memasang lift adalah langkah lebih lanjut yang bertujuan mengubah identitas peradaban Islam Masjid Ibrahimi. Masjid ini menjadi sasaran operasi yang disengaja untuk mengubah fitur arkeologi dan halaman bersejarahnya.

Para aktivis menambahkan tujuan sebenarnya dari pendudukan Israel adalah untuk memaksakan kontrol penuh atas situs tersuci keempat di dunia Islam dan tetap terbuka untuk serangan pemukim ekstremis.

 

“Membangun lift bertujuan memfasilitasi serbuan pemukim ke dalam masjid. Ini adalah pemikiran yang telah ada selama beberapa tahun,” kata Koordinator Youth Against Settlements Issa Amru, seperti dilansir dari Al Araby, Kamis (9/6/2022).

Proyek ini dilaksanakan di lahan seluas 300 meter persegi milik Kementerian Wakaf Islam Palestina. Pada 12 Mei 2020, pengadilan Israel mengeluarkan persetujuan pembangunan jalan bundaran ke Masjid Ibrahimi melalui halaman luarnya dan untuk mengizinkan pembangunan lift untuk kompleks tersebut.

Sejak itu, warga Palestina telah mengajukan banyak keberatan hukum ke pengadilan Israel yang meminta pembangunan dihentikan. Namun, permintaan mereka ditolak oleh pengadilan Israel.

"Dalam permohonan kami, kami mengandalkan keputusan Komite Warisan Dunia UNESCO, yang dikeluarkan pada Juli 2017 untuk memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron ke dalam Daftar Warisan Dunia, tapi tidak berhasil karena peradilan adalah bagian dari sistem pendudukan," kata aktivis itu.

"Penolakan permintaan pembekuan itu menjadi alasan pembenaran untuk mulai menerapkan izin mendirikan bangunan untuk lift dan jalan tersebut," tambah Amru.

Hakim yang menolak perintah pembekuan tinggal di permukiman yang dibangun secara paksa di Tepi Barat yang diduduki. "Apalagi tidak ada keseriusan resmi Palestina dalam menindaklanjuti berkas tersebut," ujar Amru.

Dia lebih lanjut memperingatkan jika tindakan Palestina dalam kasus ini tetap malu-malu, tidak akan ada hasil yang diinginkan. “Proyek ini adalah bagian dari beberapa proyek pemukiman yang bertujuan mengubah identitas Arab-Islam Hebron menjadi identitas Yahudi-Ibrani dan pencurian sejarah Palestina,” ujar Direktur Masjid Ibrahimi Sheikh Hefzy Abu Sneina.

Abu Sneina lebih lanjut mencatat Israel mengklaim proyek mereka bertujuan memfasilitasi para penyandang cacat, tetapi dalam kenyataannya Kota Tua di Hebron dikelilingi dengan lebih dari 20 pos pemeriksaan militer. Pasukan Israel mencegah orang Palestina mencapai masjid untuk melakukan sholat.

"Jadi lebih baik disingkirkan agar kita bisa leluasa tiba untuk sholat di sana,” katanya.

Ia meminta masyarakat internasional segera turun tangan untuk melindungi Masjid Ibrahimi dan melaksanakan keputusan UNESCO yang menetapkan masjid sebagai situs warisan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement