Jumat 10 Jun 2022 19:18 WIB

Sultan Selangor: Bon Odori Festival Budaya Jepang, tak Ada Ritual Agama

Sebelumnya, Menteri Agama Malaysia minta Muslim tak menghadiri Bon Odori.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Sultan Selangor di Malaysia Sultan Sharafuddin Idris Shah. Foto diambil pada 2019. Sultan Selangor: Bon Odori Festival Budaya Jepang, tak Ada Ritual Agama
Foto: Malay Mail/ Mukhriz Hazim
Sultan Selangor di Malaysia Sultan Sharafuddin Idris Shah. Foto diambil pada 2019. Sultan Selangor: Bon Odori Festival Budaya Jepang, tak Ada Ritual Agama

REPUBLIKA.CO.ID, SHAH ALAM -- Sultan Selangor Sharafuddin Idris Shah mengatakan Festival Bon Odori Jepang di Malaysia hanya dirayakan sebagai festival budaya yang dimaksudkan memperkuat niat baik antara masyarakat kedua negara. Komentarnya muncul di tengah seruan yang mendesak umat Islam di Malaysia untuk menjauh dari acara tersebut karena mengandung unsur agama lain.

Sebuah pernyataan media yang diposting di akun Facebook Kantor Kerajaan Selangor mengutip penguasa yang mengatakan Bon Odori lebih untuk mempromosikan budaya tradisional Jepang, terutama tarian, pertunjukan drum, dan makanan Jepang.

Baca Juga

Budaya ini juga merupakan festival untuk mempertemukan keluarga dan teman yang sudah lama tidak bertemu. Dia mencatat Bon Odori semakin populer di Malaysia, karena semakin banyak perusahaan Jepang yang berinvestasi di Malaysia dan membuka pabrik mereka di Selangor.

“Bon Odori kemudian berkembang menjadi platform untuk memperkenalkan budaya hiburan Jepang dan pada saat yang sama, memperkuat ikatan antara masyarakat kedua negara,” kata pernyataan itu dilansir dari Channel News Asia, Kamis (9/6/2022)

Sultan menceritakan dia pernah menghadiri festival semacam itu di Malaysia pada 2016. Dia mengatakan berdasarkan pengamatannya, tidak ada ritual keagamaan yang dapat merusak iman siapa pun yang menontonnya.

Awal pekan ini, Menteri di Departemen Perdana Menteri Idris Ahmad mengatakan umat Islam tidak boleh berpartisipasi dalam festival dengan alasan agama. “Bon Odori adalah festival Buddhis Jepang untuk menghormati roh leluhur mereka,” kata Idris yang merupakan menteri urusan agama de facto, menurut laporan Bernama.

Ia menambahkan, penelitian Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM) menemukan program Festival Bon Odori memang mengandung unsur agama lain. Malaysian Islamic Missionary Trust (YADIM), sebuah lembaga pemerintah di bawah Departemen Perdana Menteri, juga mempertimbangkan masalah ini.

Dikatakan umat Islam tidak boleh berpartisipasi dalam perayaan kelompok agama lain yang melibatkan masalah keyakinan dan aqidah, termasuk Bon Odori, menurut pernyataan YADIM yang dilansir Utusan Malaysia. Pernyataan pada Kamis mengatakan Sultan Selangor telah memerintahkan pejabat dari Departemen Agama Islam Selangor (JAIS) dan Dewan Kota Shah Alam untuk menghadiri festival untuk menyaksikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi di acara semacam itu.

Dia juga menyarankan Idris menghadiri festival di Shah Alam, untuk membantunya lebih memahami perbedaan antara agama dan budaya. “Sultan tidak ingin melihat siapa pun, terutama politisi, menggunakan isu-isu yang menyentuh kepekaan agama untuk kepentingan pribadi mereka untuk mendapatkan popularitas. Sultan mendesak mereka menahan diri dari melabeli sesuatu sebagai negatif tanpa penelitian mendalam. Mereka juga harus adil dalam membuat pernyataan publik apa pun yang dapat memengaruhi keharmonisan sosial,” kata pernyataan itu.

Dia juga mendesak Bapak Idris untuk menahan diri dari menggunakan platform seperti JAKIM untuk membuat pernyataan menyesatkan dan tidak akurat yang dapat mempengaruhi reputasi departemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement