Ahad 12 Jun 2022 20:26 WIB

Apriyani Akui Ganda Putri China Memiliki Kualitas Lebih

Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dinilai unggul dari sisi pengalaman.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan bulu tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Silva Ramadhanti mengembalikan kok ke arah pasangan Cina Chen Qing Chen/Jia Yi Fan pada babak final Daihatsu Indonesia Master 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (12/6/2022). Pada pertandingan itu pasangan ganda putri Indonesia kalah dengan skor 18-21, 12-21.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pasangan bulu tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Silva Ramadhanti mengembalikan kok ke arah pasangan Cina Chen Qing Chen/Jia Yi Fan pada babak final Daihatsu Indonesia Master 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (12/6/2022). Pada pertandingan itu pasangan ganda putri Indonesia kalah dengan skor 18-21, 12-21.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus puas finis di posisi kedua turnamen Indonesia Masters 2022. Ganda putri Indonesia itu ditaklukkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dua gim langsung, 18-21, 12-21, dalam duel di Istora, Senayan, Jakarta, Ahad (12/6) petang WIB.

Ditemui usai pertandingan, pasangan tuan rumah itu tak terlarut dalam kekecewaan. Bagaimana pun mereka telah berusaha. Namun kubu lawan terlampau tangguh. "Mereka punya kualitas lebih. Kami harus lebih banyak belajar lagi," kata Apriyani.
 
Ia menilai Ching Qing/Jia Yi juga unggul dari sisi pengalaman. Sesuatu yang lumrah. Ini mengingat andalan negeri tirai bambu itu berstatus ganda putri nomor satu dunia.
 
Meski demikian, perjalanan Apriyani/Siti Fadia patut diacungi jempol. Ini debut mereka sebagai pasangan baru di turnamen super serius. Hasilnya, medali perak digenggam.
 
Berikutnya masih ada turnamen Indonesia Open. Apri tak menampik, kubunya memiliki ambisi untuk konsisten berprestasi. Terlebih dahulu harus ada keyakinan dari dalam diri. "Kami harus tetap yakin. Sekarang rehat dulu. Pastinya ada ambisi. Kalau ga ada ambisi bukan atlet namanya," ujar wanita kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara ini.
 
Bagi Fadia, ada pelajaran baru yang diperoleh. Terutama dari rekannya. Dari Apriyani, ia belajar untuk fokus dan percaya diri.
 
Mengenai jalannya laga, rally panjang terjadi pada awal gim pertama. Setelahnya Apri/Siti dominan. Pemilik emas SEA Games 2021 di Vietnam itu meraih empat poin beruntun.
 
Mereka unggul 5-1. Tak ingin tertinggal jauh. Unggulan pertama asal negeri tirai bambu mengejar. Chen Qing/Jia Yi berbalik memimpin 6-5. Ganda putri nomor satu dunia itu unggul 11-6 pada interval. 
 
Angka untuk pasangan  China terus bertambah.  Fadia mulai sering melakukan kesalahan. Kubu lawan terus mengarahkan shuttlecock ke arah atlet kelahiran Bogor itu.
 
Chen Qing/Jia Yi memimpin 15-11. Perlahan tapi pasti wakil merah putih bangkit. Servis Apriyani memberi angka tambahan untuk Indonesia. Apri/Siti mendekat ke angka 13-15. 
 
Kedua kubu sama-sama agresif di penghujung gim pertama. Sempat terjadi rally, pengembalian shuttlecock Fadia melebar. Pasangan negeri tirai bambu menutup tahapan ini dengan keunggulan 21-18.
 
Duel berlanjut ke gim kedua. Rally panjang terjadi. Sebuah drive Jia Yi sulit diantipasi Fadia.
 
Kubu lawan memimpin 3-2.  Ganda putri China meraih enam poin beruntun. Papan skor menunjukkan angka 8-2. Chen Qing/Jia Yi unggul 11-5 pada interval.
 
Rival terus mendominasi. Mereka memancing Apri/Siti untuk menyerang. Itu berpotensi terjadi bola tanggung yang bisa dimanfaatkan ganda putri nomor satu dunia tersebut, dengan baik.
 
Papan skor menunjukkan angka 14-7. Hingga akhirnya, Chen Qing/Jia Yi menutup gim kedua dengan skor 21-12.  Penonton di Istora memberikan tepuk tangan untuk dua pasangan yang baru saja bertanding itu.
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement