Senin 13 Jun 2022 06:57 WIB

China Harap AS dan NATO Ajak Rusia Bahas Gencatan Senjata

China harap AS dan NATO bicara dengan Rusia untuk bahas gencatan senjata di Ukraina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. China berharap Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) segera mengadakan pembicaraan dengan Rusia guna membahas gencatan senjata di Ukraina.
Foto: AP/Savitskiy Vadim/Russian Defense Ministry P
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. China berharap Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) segera mengadakan pembicaraan dengan Rusia guna membahas gencatan senjata di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan, negaranya tak tertarik atau berkepentingan dengan konflik di Ukraina. Kendati demikian, dia berharap Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) segera mengadakan pembicaraan dengan Rusia guna membahas gencatan senjata di Ukraina.

Wei mengungkapkan, China mendukung negosiasi antara Rusia dan Ukraina. “Kami juga berharap AS dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk menciptakan kondisi bagi gencatan senjata secepatnya,” kata Wei saat berbicara di forum Shangri-La Dialogue di Singapura, Ahad (12/6/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Dia mengingatkan bahwa pendekatan sanksi tidak akan membantu menyelesaikan konflik di Ukraina. “Konflik atau perang adalah hal terakhir yang ingin dilihat China di Ukraina. Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa tekanan atau sanksi maksimum dapat menyelesaikan masalah. Ini dapat menyebabkan lebih banyak ketegangan dan memperburuk masalah,” ucapnya.

AS dan NATO diketahui berpihak pada Ukraina. Washington dan sejumlah negara Barat yang tergabung dalam NATO telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Mereka berharap, hal itu bakal membuat Moskow menghentikan agresi militernya di Ukraina.

Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mengutarakan kesiapannya untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. “Saya siap untuk negosiasi langsung dengan Presiden Putin jika kita siap membahas mengakhiri perang ini dengan serius,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang dirilis pada Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, tak ada waktu untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia dan membahas hal yang tak terkait dengan cara mengakhiri konflik. Misalnya, soal kemungkinan Ukraina bergabung ke NATO. “Jika kami tidak berada di NATO, tidak ada pangkalan negara asing di wilayah kami. Jika Anda ingin menerima kami ke dalam NATO, silakan undang kami, tapi kami tidak membahasnya saat ini,” ucapnya.

Awal bulan ini Zelensky mengatakan, seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur. “Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelensky saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video pada 2 Juni lalu.

Pada kesempatan itu, Zelensky kembali menyerukan penerapan sanksi lebih keras terhadap Rusia. Selain itu, dia pun meminta negara-negara memasok lebih banyak senjata ke Ukraina guna mendukung perjuangan mereka melawan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement