Selasa 14 Jun 2022 13:17 WIB

Strategi Akuisisi dan Ekspansi Perusahaan Saat Pandemi

Kinerja manufaktur Indonesia dinilai masih ekspansif.

Aksi ekspansi pun merambah ke industri farmasi (ilustrasi)
Foto: dok PYFA
Aksi ekspansi pun merambah ke industri farmasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 masih ekspansif. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di level 50,8 yang menunjukkan keberlanjutan pemulihan. “Meski melambat jika dibandingkan bulan lalu yang mencapai 51,9 namun memang dirasakan cukup merata baik di negara maju maupun berkembang,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu pada akhir pekan lalu.

Melambatnya laju ekspansi sektor manufaktur dirasakan cukup merata baik di negara maju dan berkembang seperti Filipina 54,1, Malaysia 50,1, India 54,6, Eurozone 54,6 dan Amerika Serikat 57.

Di tengah situasi pandemi, segala upaya pemulihan ekonomi tentu dilakoni. Meski sempat mengalami perlambatan, rupanya langkah ekspansif dan akuisisi tetap mampu dilakukan oleh manufaktur untuk mengembangkan usahanya. Boleh dibilang ini menjadi pertanda bahwa industri yang terkena dampak pandemi masih terus bergerak bahkan mampu meraup laba. Hal itu pula yang dilakukan oleh PT Pyridam Farma Tbk dengan kode emiten PYFA.

Setelah berhasil mengakuisisi PT Holi Pharma pada pengujung tahun 2021, kali ini PT Pyridam Farma Tbk kembali menandatangani perjanjian bersama perusahaan-perusahaan bagian dari Fresenius Kabi Group dalam rangka rencana akuisisi 100 persen saham PT Ethica Industri Farmasi.

“Kami merasa bangga dan terhormat bisa menandatangani perjanjian rencana akuisisi dengan Fresenius Kabi sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di dunia yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk meneruskan apa yang sudah dibangun selama ini. Rencana akuisisi PT Ethica ini akan membuka peluang baru dengan produk injeksi dan juga memperkuat posisi Pyridam Farma Group di industri farmasi Indonesia,” ungkap Yenfrino Gunadi selaku Direktur Pyridam Farma Group dalam siaran pers, Selasa (14/6).

PT Ethica Industri Farmasi merupakan perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memiliki teknologi steril dengan fasilitas canggih dan mutakhir dengan total area sebesar lebih dari 52 ribu meter persegi.  PT Ethica Industri Farmasi juga memiliki pabrik yang bertempat di Jababeka dengan luas 4,3 hektare yang dilengkapi dengan teknologi tinggi. Dalam pembangunan pabrik di Jababeka sendiri, Fresenius Kabi telah melakukan investasi sebesar Rp 1 triliun guna meningkatkan jumlah produksi obat injeksi untuk penderita penyakit kritis dan kronis di Indonesia.

Selanjutnya, Pyridam Farma Group akan terus berinovasi dengan menjalin kerja sama strategis dengan berbagai industri untuk memajukan industri layanan kesehatan di Indonesia dan menghadirkan produk inovatif serta pelayanan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.

sumber : antara/siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement