Kamis 16 Jun 2022 14:12 WIB

Rusia: AS Gunakan Taliban dan Al-Qaeda untuk Kepentingan Geopolitiknya

Al-Qaeda dan Taliban diciptakan oleh Amerika dan terus digunakan secara aktif.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pasukan Alqaeda di Yaman. Rusia menuding Amerika Serikat (AS) menggunakan Taliban dan al-Qaeda untuk mengejar tujuan geopolitiknya.
Foto: Reuters
Pasukan Alqaeda di Yaman. Rusia menuding Amerika Serikat (AS) menggunakan Taliban dan al-Qaeda untuk mengejar tujuan geopolitiknya.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menuding Amerika Serikat (AS) menggunakan Taliban dan al-Qaeda untuk mengejar tujuan geopolitiknya. Moskow, yang melarang Taliban serta al-Qaeda di negaranya, menekankan bahwa mereka akan terus memerangi terorisme internasional.

“Al-Qaeda dan Taliban diciptakan oleh Amerika dan terus digunakan secara aktif oleh dinas rahasia AS dalam mengejar tujuan geopolitik,” kata Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev saat berbicara di pertemuan perwakilan tinggi BRICS yang bertanggung jawab atas keamanan nasional, Rabu (15/6/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Patrushev mengatakan, Rusia terus mengerahkan upaya yang dibutuhkan untuk menumpas terorisme global. "Namun, mereka (upaya--Red) tidak akan cukup efektif tanpa seluruh komunitas internasional memainkan perannya dan menghadirkan front antiteroris bersama," ujarnya.

Dia menjelaskan, meskipun saat ini organisasi teroris internasional di Irak dan Suriah telah kehilangan banyak kekuatan aslinya, mereka sudah mengubah taktik serta memperluas aktivitasnya di wilayah baru. “Kaum muda semakin terlibat dalam aktivitas mereka. Ada tren mencolok ke arah penggabungan teroris bawah tanah dengan perdagangan narkoba, senjata, manusia dan organ-organnya,” ujarnya.

Patrushev menekankan, Rusia siap bekerja sama di jalur kontra-teroris. Selain Rusia, negara yang tergabung dalam BRICS adalah Brasil, India, China, dan Afrika Selatan. BRICS dibentuk pada 2006 atas inisiatif Rusia. Tujuannya adalah mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait. Saat ini, kursi keketuaan BRICS dipegang oleh China. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement