Jumat 17 Jun 2022 16:07 WIB

Ukraina: Tidak Mungkin Mengevakuasi Warga Sipil dari Azot

Baku tembak dan pertempuran masih berlangsung dengan sengit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Luhansk, Ukraina mengatakan tidak mungkin mengevakuasi 568 warga sipil yang masih bertahan di bawah bunker pabrik kimia Azot di Kota Sievierodonetsk.
Foto: AP/Francisco Seco
Gubernur Luhansk, Ukraina mengatakan tidak mungkin mengevakuasi 568 warga sipil yang masih bertahan di bawah bunker pabrik kimia Azot di Kota Sievierodonetsk.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Gubernur Luhansk, Ukraina mengatakan tidak mungkin mengevakuasi 568 warga sipil yang masih bertahan di bawah bunker pabrik kimia Azot di Kota Sievierodonetsk. Sebab baku tembak dan pertempuran masih berlangsung dengan sengit.

Dalam unggahannya di Telegram, Jumat (17/6/2022) Serhiy Gaidai mengatakan terdapat 38 anak-anak yang berlindung di bunker pabrik kimia tersebut. Sebelumnya dilaporkan Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda mematuhi ultimatum Rusia untuk menyerah di Kota Sievierodonetsk.

Baca Juga

Rusia meminta pasukan Ukraina di pabrik kimia di Sievierodonetsk untuk menghentikan "perlawanan tanpa akal sehat dan menurunkan senjata" pada Rabu (15/6/2022) pagi.

Rusia hendak menekan keunggulannya dalam pertempuran memperebutkan wilayah timur Ukraina. Kantor berita Interfax mengutip Pusat Pengelolaan Pertahanan Nasional Rusia Mikhail Mizintsev yang mengatakan akan membiarkan warga sipil keluar dari pabrik itu melalui koridor kemanusiaan.

Ukraina mengatakan sekitar 500 warga sipil terjebak bersama pasukannya di dalam pabrik kimia Azot. Di mana pasukan Ukraina menggelar perlawanan selama berminggu-minggu dari pengeboman dan serangan Rusia.

"Ini semakin sulit, kami militer kami menahan musuh dari tiga arah sekaligus," kata Gaidai yang mencakup Kota Sievierodonetsk di internet.

"Mereka mempertahankan Sievierodonetsk dan tidak membiarkan mereka maju ke Lysychansk," katanya tentang kota kembar yang masih dikuasai Ukraina di seberang sungai Siverskyi Donets.

"Namun demikian, Rusia semakin dekat dan masyarakat menderita dan rumah-rumah mereka hancur," tambahnya.

Luhansk merupakan satu dari dua provinsi di Ukraina timur yang diklaim dikuasai separatis pro-Rusia. Di Luhansk dan Donbas yang merupakan daerah industri Ukraina menjadi pusat serangan Rusia setelah Moskow gagal merebut Kiev.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement