Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Atma Nurseto, ST,. S.H

Pentingnya Shalat

Agama | Friday, 17 Jun 2022, 16:09 WIB
Gambar Ilustrasi Shalat berjamaah

Islam adalah agama yang super lengkap. Ajarannya mengatur seluruh dimensi kehidupan manusia. Dari yang yang besar atau yang sifatnya wajib dijalankan oleh manusia, bahkan yang mungkin dianggap sepele oleh sebagian orang namun mempunyai pahala yang besar.

Sejak kecil kita telah mengetahui ada lima pokok yang Islam dibangun di atasnya, yaitu dua kalimat syahadat, menegakkan shalat, membayar zakat. melaksanakan puasa serta berhaji bagi yang mampu. Di antara ke lima hal tadi setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat memiliki kedudukan yang agung.

Shalat adalah beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan perkataan serta perbuatan khusus yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam. Shalat juga merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَاصَلَّى يُنَاجِيْ رَبَّهُ

Sesungguhnya apabila salah seorang diantara menunaikan shalat, maka dia sedang bermunajat (berbisik) kepada Rabbnya HR. Al-Bukhâri.

Setiap muslim wajib melaksanakannya sebagaimana diperintahkan Oleh Allah ta’ala serta dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi \ wa sallam. Serta harus dikerjakan pada waktunya.

Ia merupakan sebaik-baik amalan. Shalat juga merupakan amal yang pertama kali akan dihisab Allah subhanahu wa ta’ala pada hari kiamat. Apabila shalatnya baik maka baiklah amalannya. Jika buruk maka siap-siap lah untuk menerima akibat dari buruknya amalan kita. Maka perhatikan shalat kita, jangan sampai terlewat. Serta jagalah ia agar amalan kita senantianasa mencocoki yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shalallhu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda,

أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk. HR. Thabrani. Hadist ini dishahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah.

Kisah tentang mi’raj (Nabi diangkat ke langit) menjelaskan bahwa pentingnya ibadah ini. Syariat yang biasa Allah sampaikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam melalui malaikat jibril, kali ini Allah sampaikan langsung kepada Nabi-Nya.

Kemudian diantara hal yang perlu menjadi perhatian adalah shalatlah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Lihatlah seperti Rasulullah mengajarkan kepada para sahabatnya. Kita juga tidak mungkin bisa mengerjakan shalat sesuai dengan contoh Rasulullah tanpa belajar. Maka belajarlah. Mulai koreksi shalat kita apakah sudah seperti yang diajarkan oleh Nabi kita. Hal itu disampaikan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Shalatlah kamu sekalian dengan cara sebagaimana kamu melihat aku sholat. HR. Bukhari.

Berusahalah untuk mencocoki amalan seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga shalat kita dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. QS. Al-'Ankabut Ayat 45

Adapun mereka yang menyianyiakan shalat. Terkadang shalat, dan terkadang tidak. Atau dia shalat namun tidak mengerjakan dengan khusyu dan tumaninah (tenang dan tidak terburu-buru), maka orang ini tidak ada jaminan dari Allah ta’ala.

Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dengan dosa yang paling besar. Bahkan dosanya lebih besae daripada membunuhm mencuru, zina dan minum-minuman yang memabukkan. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan kemurkaan Allah ta’ala baik di dunia maupun di akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image