Jumat 17 Jun 2022 20:36 WIB

Jokowi: Vaksinasi Booster Kini Kesulitan Cari Peserta

Vaksin booster telah diterima oleh 48,2 juta jiwa di Indonesia.

Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah penerima vaksin dosis penguat atau bosster di Indonesia mencapai 48,2 juta jiwa atau 23,17 persen dari total masyarakat yang menjadi target penerima vaksin booster di Indonesia berjumlah sekitar 208 juta jiwa. Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat saat ini masih efektif untuk menekan laju penyebaran varian baru BA4 dan BA5. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin booster Covid-19 kepada warga di Polsek Jagakarsa, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, jumlah penerima vaksin dosis penguat atau bosster di Indonesia mencapai 48,2 juta jiwa atau 23,17 persen dari total masyarakat yang menjadi target penerima vaksin booster di Indonesia berjumlah sekitar 208 juta jiwa. Sejumlah pakar kesehatan mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat saat ini masih efektif untuk menekan laju penyebaran varian baru BA4 dan BA5. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster kini kesulitan mencari peserta. Padahal hal itu dianjurkan, terlebih belakangan kasus di Indonesia juga kembali menemui kurva peningkatan.

Presiden berharap peningkatan itu tidak terus berlangsung secara signifikan. Ia mengingatkan masyarakat yang belum menerima vaksinasi booster segera melakukannya. "Antisipasi kita sudah saya sampaikan juga satu dua bulan yang lalu soal booster. Semuanya booster," kata Presiden kepada wartawan seusai menghadiri Temu Raya #KitaPrakerja di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga

"Vaksinnya ada, masih puluhan juta, itu segera semuanya. Sekarang ini kita vaksinasi booster cari pesertanya kesulitan," katanya menambahkan.

Di sisi lain, Presiden mengatakan bahwa meski mengalami peningkatan kasus karena paparan varian Omicron BA.4 dan BA.5, rasio positif dari spesimen harian (positivity rate) Covid-19 masih di bawah standar aman versi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni lima persen. "Tapi apapun, kita harus waspada. Sejak awal meskipun belum naik dulu kan saya juga sudah ngomong, nggak sekali, nggak dua kali, nggak tiga kali. Waspada, waspada, waspada," katanya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per Kamis (16/6/2022) terdapat penambahan kasus baru sebanyak 1.173, sedangkan vaksin booster telah diterima oleh 48,2 juta jiwa di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus Covid-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5 maksimal hanya akan mencapai 25 ribu kasus per hari.

Hal itu berkaca dari pengalaman beberapa negara lain yang sudah lebih dulu melewati fase puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 yang jumlahnya hanya berkisar sepertiga dari puncak kasus varian Omicron atau Delta. Di negara-negara lain fase puncak terjadi sekira satu bulan setelah kasus pertama teridentifikasi, sehingga di Indonesia puncak kasus varian BA.4 dan BA.5 diperkirakan terjadi pada pekan ketiga dan keempat Juli 2022.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement