Senin 20 Jun 2022 21:51 WIB

Dirjen WHO Puji Pengendalian Pandemi Indonesia

Dirjen WHO senang melihat kasus Covid-19 di Indonesia pada tingkat yang sangat rendah

Rep: Febryan. A/ Red: Esthi Maharani
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan  paparan saat pertemuan Health Ministerial Meeting (HMM) G20 Indonesia di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/6/2022). Pertemuan pertama pada sesi terakhir Health Ministerial Meeting (HMM) G20 tersebut membahas tentang penanganan Penyakit Tuberkulosis dan memperkuat konsep ‘one health’ untuk mitigasi pandemi di masa depan.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan paparan saat pertemuan Health Ministerial Meeting (HMM) G20 Indonesia di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/6/2022). Pertemuan pertama pada sesi terakhir Health Ministerial Meeting (HMM) G20 tersebut membahas tentang penanganan Penyakit Tuberkulosis dan memperkuat konsep ‘one health’ untuk mitigasi pandemi di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Saya senang melihat bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sekarang pada tingkat yang sangat rendah. Selamat, Pak Menteri," kata Tedros sembari melihat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang duduk di sebelahnya saat konferensi pers The 1st G20 Health Ministerial Meeting di Yogyakarta, Senin (20/6/2022).

Untuk diketahui, dalam dua bulan terakhir, kasus baru Covid-19 di Tanah Air selalu di bawah 1.000 per hari. Hanya dalam enam hari terakhir saja kasus kembali ke angka 1.000 lebih per hari. Kendati demikian, angka ini masih terbilang rendah jika dibandingkan puncak kasus Delta dan Omicron pada pertengahan 2021 dan awal 2022, yakni 60 ribu kasus lebih per hari.

Tedros juga mengapresiasi capian vaksinasi Indonesia karena telah berhasil memberikan dosis lengkap kepada 60 persen populasi. Ia pun berharap agar Indonesia terus menggenjot vaksinasi hingga 70 persen populasi mendapat dosis lengkap. "Saya yakin Indonesia bisa mencapai itu karena sekarang sudah 60 persen," ujarnya.

Kendati demikian, kata dia, keberhasilan mengendalikan pandemi seperti Indonesia, tak terjadi di negara-negara lain. Dia lantas menyebut bahwa saat ini terjadi penurunan drastis angka testing dan sequencing. Selain itu, 40 persen populasi dunia belum mendapat vaksinasi. Karena itu, "pandemi belum selesai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement