Rabu 22 Jun 2022 00:23 WIB

Dukung Subsektor Kuliner, FSI Siap Dikembangkan ke Wilayah Timur

Tahun ini pencapaian FSI lebih strategis karena berhasil menggandeng AVPN Global

ajang promosi seperti FoodStartUp Indonesia (FSI) masih terlalu didominasi kuliner asal Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan wilayah seperti Sulawesi, Maluku dan Papua masih belum dilibatkan. Tampak beragam produk kuliner UKM yang dipamerkan di FSI 2022 di Nusa Dua, Bali.
Foto: s
ajang promosi seperti FoodStartUp Indonesia (FSI) masih terlalu didominasi kuliner asal Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan wilayah seperti Sulawesi, Maluku dan Papua masih belum dilibatkan. Tampak beragam produk kuliner UKM yang dipamerkan di FSI 2022 di Nusa Dua, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Setelah sukses mempromosikan aneka ragam produk kuliner karya Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia, pemerintah bermaksud mengembangkan promosi ke wilayah timur dengan mendorong UKM kuliner setempat agar sejajar dengan mitranya di wilayah barat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menilai ajang promosi seperti Food StartUp Indonesia (FSI) masih terlalu didominasi kuliner asal Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan wilayah seperti Sulawesi, Maluku dan Papua masih belum dilibatkan. "Tahun depan akan kita libatkan," kata Sandiaga, dalam keterangan tertulisnya Selasa (21/6/2022).

Baca Juga

Wilayah timur dinilai menarik karena di kawasan ini terdapat beragam jenis tanaman buah, rempah, bijian dan peternakan yang belum sepenuhnya diolah lebih baik lagi. Seperti di Labuan Bajo yang mampu memanen pisang sebesar 50 ton dan sampai kini belum dapat diakses."Memang ada tantangan, tapi perlu ada kesimbangan antara Timur dan Barat," kata BonnieSusilo, Co-Founder FSI. 

Demoday sendiri merupakan kegiatan yang mempertemukan UKM subsektor kuliner dengan potensial investor. FSI sebagai katalisator pengembangan ekraf kuliner nasional selama 6 tahun telah mencapai hasil positif. Subsektor kuliner menyumbang 41 persen PDB nasional. Sehingga FSI ini menjadi penting, terlebih membuka peluang investasi bagi para UKM kuliner. Tercatat sekitar 25 ribu pelaku ekonomi kreatif kuliner terlibat dan dana Rp 65 miliar rupiah dana investasi bergulir. "Ke depan, Kami akan mendorong konsep pengembangan sektor kuliner yang sehat, ramah lingkungan dan bangga pada produk Indonesia," kata Sandiaga.

Mengusung tema Planet, People and Profit, FSI 2022 mencari bisnis kuliner yang menginspirasi dan berkembang dengan orientasi keseimbangan antara keberlanjutan, dampak sosial, dan profitabilitas. Setiap tahun Demoday sangat ditunggu pelaku ekraf kuliner karena mengumumkan potensi investasi yang terjadi.

Pada tahun ini pencapaian FSI lebih strategis karena berhasil menggandeng Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) Global Conference 2022. AVPN sendiri merupakan forum tahunan investasi sosial terbesar di Asia. Sandiaga menyambut positif kolaborasi keduanya "Kerja sama ini tentu saja membuka peluang lebih banyak investor dunia membangun kemitraan dengan pelaku industri kuliner nasional. Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan peserta FSI 2022", katanya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement