Rabu 22 Jun 2022 22:29 WIB

Riset Ihatec: Milenial Anggap Penting Kafe dan Restoran Berlabel Halal

Kesadaran milenial terhadap kehalalan produk cukup besar

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Pengunjung menikmati makanan di restoran di salah satu mall Jakarta. (ilustrasi). Kesadaran milenial terhadap kehalalan produk cukup besar
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung menikmati makanan di restoran di salah satu mall Jakarta. (ilustrasi). Kesadaran milenial terhadap kehalalan produk cukup besar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ihatec Marketing Research meluncurkan Top Halal Indeks 2022 yang mengangkat tema besar 'Persepsi Milenial Indonesia terhadap Produk Halal'. Ada temuan penting yang perlu menjadi catatan soal kebutuhan produk halal bagi milenial sebagai generasi dengan jumlah besar dan daya beli yang kuat. 

Kepala Divisi Riset Ihatec Marketing Research, Fachruddin Putra, menyampaikan riset ini di antaranya menggambarkan tingkat kepentingan label halal dari masing-masing kategori produk yang di pasaran. 

Baca Juga

Dalam riset tersebut, kafe dan restoran memiliki tingkat kepentingan label halal tertinggi dengan nilai 93 persen.

"Kemudian yang kedua adalah makanan dan minuman dengan nilai 92 persen. Artinya, dari angka-angka ini menunjukkan bahwa konsumen milenial kita itu concern sekali terhadap produk halal terutama yang langsung ready to drink atau ready to eat," tutur dia dalam agenda yang disiarkan secara daring, Rabu (22/6/2022). 

Fachruddin mengatakan, kafe dan restoran termasuk kategori produk yang langsung diminum dan dimakan. Sedangkan makanan dan minuman itu juga masuk kategori yang langsung dikonsumsi. Namun, menurut dia yang juga perlu diperhatikan ialah pertumbuhan produk fashion dan jasa. 

"Fashion dan jasa ternyata juga memiliki tingkat kepentingan label halal di atas rata-rata, yaitu 78 persen, dan jasa 76 persen. Ini menjadi peluang yang cukup besar," ucapnya. 

Dia menambahkan, ke depannya kaum milenial sebagai pemegang keputusan dalam berbelanja itu sudah mulai memperhatikan pakaian atau produk fashion yang berlabel halal atau terbuat dari bahan halal. Begitu juga produk jasa," jelasnya. 

Produk jasa, lanjut Fachruddin, yaitu berupa perbankan, jasa keuangan seperti leasing atau financing, dan travel halal. Kepentingan label pada berbagai produk jasa juga dipertimbangkan oleh kaum milenial dalam memilih produk dan jasa tersebut. "Jadi ini menjadi pertimbangan yang penting bagi mereka milenial," imbuhnya. 

Direktur Indonesia Halal Training & Education Center (Ihatec), Evrin Lutfika, menyampaikan  kesadaran gaya hidup halal akan terus meningkat. Bahkan, estimasi pertumbuhan sektor halal hingga 2023 juga akan terus mengalami pertumbuhan. 

Evrin mengatakan, produk pangan diperkirakan tumbuh 43 persen, obat 51 persen, kosmetik 48 persen, fashion 34 persen, dan travel 55 persen. 

"Hal ini karena populasi Muslim di dunia besar yaitu 24,9 persen atau 1,9 miliar dari total penduduk dunia. Sedangkan populasi Muslim di Indonesia sebanyak 87 persen," kata dia. 

Evrin menjelaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) tentu tidak cukup sebagai pilar ekosistem halal. Sebab, juga ada konsumen yang berpengaruh terhadap besarnya pertumbuhan produk pangan halal, terutama dari generasi milenial yang memiliki jumlah besar dengan daya beli yang kuat.       

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement