Rabu 22 Jun 2022 23:09 WIB

KKHI Imbau Jamaah Haji Perbanyak Air Minum Cegah Dehidrasi

Dehidrasi menjadi pemicu awal sejumlah penyait bagi jamaah haji

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi jamaah haji minum. Dehidrasi menjadi pemicu awal sejumlah penyait bagi jamaah haji
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Ilustrasi jamaah haji minum. Dehidrasi menjadi pemicu awal sejumlah penyait bagi jamaah haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Kantor Kesehatan Haji Indonesia menganjurkan jamaah untuk memperhatikan asupan cairan dengan minum air sesering mungkin. Dehidrasi menjadi pemicu awal penyakit bawaan menjadi berat. 

“Kami tetap selalu ingatkan jamaah haji maupun petugas di hotel, di kloter maupun sektor, untuk selalu gunakan masker. Terutama saat keluar dari kamar untuk menjaga karena kita masih dalam situasi pandemi. Jangan lengah, jangan lalai walaupun Arab Saudi sudah longgarkan protokol kesehatan,” kata Kepala Seksi KKHI, Muhammad Imran, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Rabu (22/6/2022). 

Baca Juga

Dia menegaskan, memakai masker penting untuk menjaga jamaah tidak terinfeksi virus dan harus menjalani isolasi. Meski gejalanya sudah dinyatakan sembuh, tetapi proses isolasi harus dilakukan sampai selesai. 

Setelah menyelesaikan waktu isolasi, mereka yang sakit ini baru dibolehkan keluar kamar. Kondisi ini, kata Imran, akan menghambat aktivitas jamaah selama pelaksanaan haji sehingga mengimbau jamaah tetap menggunakan masker. 

Berdasarkan data-data pelayanan tahun sebelumnya, dia menyebut yang paling banyak dirawat, baik di rumah sakit maupun KKHI, adalah jamaah yang terkena pneumonia.  

“Nah, cegah pneumonia ini mudah, pakai masker. Sebelum pandemi, kasus radang paru sangat tinggi, apalagi di masa pandemi ini. Jadi tetap jamaah haji pakai masker di luar kamar, cuci tangan. Semua prokes yang di lakukan di Tanah Air tetap di lakukan saat ibadah di Tanah Suci,” lanjutnya. 

Bukan hanya selalu inget meminum air putih mengingat cuaca yang sangat panas, hal penting lainnya adalah menggunakan payung saat keluar kamar, mulai pukul 9 pagi hingga 5 sore. Penggunaan payung diperlukan untuk menghindari sengatan matahari langsung.

Selanjutnya, dia juga meminta jamaah untuk selalu membawa botol semprotan air untuk mendinginkan suhu permukaan kulit. Cara ini disebut efektif untuk mencegah penguapan lebih banyak atau mencegah dehidrasi. 

Dia juga mengimbau jamaah untuk selalu menggunakan alas kaki. Beberapa waktu lalu di Madinah cukup banyak terjadi, dengan sekitar delapan kasus kaki jamaah yang melepuh karena kehilangan sandal saat ibadah di masjid.  

“Kami anjurkan jamaah ketika masuk masjid, sandalnya dibawa, masukkan kantong plastik dan dibawa ke masjid. Kasus yang terjadi di Madinah itu karena mereka kehilangan sandal dan mencoba nekat keluar ke toko beli sandal. Nah ini, jalan beberapa meter saja tanpa alas, kaki akan melepuh,” ujar dia.         

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement