Kamis 30 Jun 2022 07:11 WIB

NATO Kerahkan Pasukan ke Finlandia dan Swedia, Ini Ancaman Putin

Rusia akan menanggapi balik jika NATO mengerahkan pasukan dan infrastruktur.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan melalui panggilan telekonferensi di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, 1 Juni 2022.
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL METZEL / KREMLIN POOL / SPUTN
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan melalui panggilan telekonferensi di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, 1 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu (29/6/2022), negaranya akan menanggapi balik jika NATO mengerahkan pasukan dan infrastruktur di Finlandia dan Swedia. Kedua negara itu melanjutkan proses pendaftaran untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) usai Turki mencabut hak veto.

"Dengan Swedia dan Finlandia, kami tidak memiliki masalah yang kami miliki dengan Ukraina. Mereka ingin bergabung dengan NATO, silakan," kata Putin kepada televisi pemerintah Rusia setelah pembicaraan dengan para pemimpin regional di negara bagian Turkmenistan, bekas Uni Soviet di Asia tengah.

Baca Juga

Meski mengaku tidak keberatan, Putin memperingatkan jika kedua negara harus tahu tidak ada ancaman sebelumnya. "Sementara sekarang, jika kontingen militer dan infrastruktur dikerahkan di sana, kita harus merespons dengan baik dan menciptakan ancaman yang sama untuk wilayah dari mana ancaman terhadap kita diciptakan," ujarnya.

Menurut Putin, tidak dapat dihindari bahwa hubungan Moskow dengan Helsinki dan Stockholm akan memburuk karena keanggotaan NATO yang sedang diajukan. 

"Semuanya baik-baik saja di antara kami, tetapi sekarang mungkin ada beberapa ketegangan, pasti akan ada. Itu tidak bisa dihindari jika ada ancaman bagi kita," ujarnya.

Putin membuat komentarnya sehari setelah anggota NATO Turki mencabut hak vetonya atas pengajuan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut. Ketiga negara sepakat untuk saling melindungi keamanan satu sama lain.

Langkah ini berarti Helsinki dan Stockholm dapat melanjutkan aplikasinya untuk bergabung dengan NATO. Upaya ini menandai perubahan terbesar dalam keamanan Eropa dalam beberapa dekade.

Putin menambahkan bahwa tujuan dari apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina tetap tidak berubah. Tujuannya adalah untuk membebaskan wilayah Donbas Ukraina timur dan menciptakan kondisi untuk memastikan keamanan Rusia.

Menurut presiden Rusia ini, pasukan Moskow telah maju di Kiev dan intervensi militer berjalan sesuai rencana. Dia menilai, tidak perlu untuk menetapkan tenggat waktu untuk mengakhiri upaya tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement