Kamis 30 Jun 2022 22:15 WIB

Kapal Kargo Pertama Tinggalkan Pelabuhan Berdyansk Ukraina

Pelabuhan Berdyansk telah dibongkar dan siap untuk mengirim biji-bijian.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sebuah kapal kargo pertama telah meninggalkan pelabuhan Berdyansk di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Pelabuhan tersebut telah dibongkar dan siap untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian.
Foto: AP Photo
Sebuah kapal kargo pertama telah meninggalkan pelabuhan Berdyansk di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Pelabuhan tersebut telah dibongkar dan siap untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebuah kapal kargo pertama telah meninggalkan pelabuhan Berdyansk di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, pada Kamis (30/6/2022). Kapal kargo pertama itu berlayar setelah Rusia mengatakan bahwa, pelabuhan tersebut telah dibongkar dan siap untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian.

“Setelah penghentian beberapa bulan, kapal kargo pertama telah meninggalkan pelabuhan Berdyansk,” ujar seorang pejabat Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, Yevgeny Balitsky di Telegram.

Baca Juga

Kantor berita Rusia, TASS dan RIA yang mengutip Balitsky mengatakan, kapal kargo pertama yang meninggalkan Berdyansk membawa 7.000 ton gandum ke negara-negara sahabat. Namun unggahan Telegram yang ditulis oleh Balitsky dan dilihat oleh Reuters tidak mengatakan isi muatan kargo apa yang dibawa kapal tersebut. Balitsky mengatakan di Telegram bahwa kapal kargo itu dilindungi oleh armada Laut Hitam Rusia.

Ukraina menuduh Rusia mencuri gandum dari wilayah yang telah direbut  sejak invasi dimulai pada akhir Februari.  Kremlin membantah tuduhan tersebut. Perang Rusia-Ukraina mengancam kekurangan pangan, karena kedua negara itu menyumbang sekitar 30 persen dari ekspor gandum global.

Awal bulan ini, menteri pertahanan Rusia mengatakan, pelabuhan Berdyansk dan Mariupol yabg dikendalikan oleh pasukan Rusia, siap untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian.  Negara-negara Barat menuduh Rusia menciptakan risiko kelaparan global dengan menghentikan ekspor gandum melalui Ukraina pelabuhan Laut Hitamnya. Moskow menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan internasional, dan justru menyalahkan sanksi Barat atas bencana kelaparan.

 Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Rabu (29/6) mengatakan, Rusia siap mengekspor puluhan juta ton biji-bijian jika Barat mencabut larangan pengiriman. Dia menegaskan, Rusia tidak mencegah ekspor gandum dari Ukraina dan menyediakan koridor yang aman untuk pengiriman setiap hari.

"Rusia siap mengekspor puluhan juta ton biji-bijian jika larangan Barat cabut larangan ekspor," ujar Zakharova, dilansir TASS.

Menurut Zakharova, jika Barat khawatir dengan krisia kelaparan dunia, maka mereka harus berhenti memblokir ekspor pasokan makanan. Zakharova menekankan, Washington, Brussel dan London bertanggung jawab atas larangan pengiriman pangan tersebut.

Zakharova juga mencatat bahwa, kesalahan untuk memblokir ekspor gandum dari Ukraina terletak pada rezim Kiev. Mereka bertanggung jawab atas ranjau pelabuhan. Zakharova mengkritik perkataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang menyebut, Rusia menggunakan kelaparan sebagai senjata.

“Lihat saja pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman  yang benar-benar keterlaluan dan tidak dapat diterima oleh seorang politisi, negarawan dan orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang sejarah negaranya sendiri, Eropa dan dunia sebagai keseluruhan. Dia menyatakan bahwa Rusia cukup sengaja mempersenjatai kelaparan dan menyandera seluruh dunia. Baerbock tidak hanya berbohong, dia berbohong dengan berani dan sinis," kata Zakharova.

Menurut Zakharova, Baerbock melakukan segalanya untuk melupakan bahwa negaranya secara historis menggunakan kelaparan sebagai senjata dan menyandera orang. Bahkan mereka jug menghancurkan penduduk sipil.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement