Jumat 01 Jul 2022 08:59 WIB

Qatar akan Bantu Bayar Gaji Prajurit Lebanon

Lebanon menekan gaji tentara menjadi kurang dari 100 dolar per bulan.

Rep: Lintar Satria/Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Qatar berjanji untuk memberikan 60 juta miliar dolar AS untuk angkatan bersenjata Lebanon.
Foto: AP/Hussein Malla
Qatar berjanji untuk memberikan 60 juta miliar dolar AS untuk angkatan bersenjata Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar berjanji untuk memberikan 60 juta miliar dolar AS untuk angkatan bersenjata Lebanon. Kantor berita QNA mengutip dua orang sumber yang mengatakan dana itu untuk membantu membayar gaji prajurit Lebanon.

Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) mengatakan, paket itu dimaksudkan "untuk membantu keluarga tentara" tapi tidak spesifik menyinggung soal gaji. Pemerintah Qatar tidak memberikan komentar.

Baca Juga

Pasukan keamanan Qatar mulai tidak puas ketika nilai mata uang Lebanon kehilangan 90 persen nilainya terhadap dolar. Sehingga, menekan gaji tentara menjadi kurang dari 100 dolar per bulan.

"Dana ini khusus diperuntukkan untuk membantu gaji prajurit, akan memberikan bantuan pada jangka waktu dengan tujuan menstabilkan situasi," kata salah satu sumber, Jumat (1/7/2022).

Penasihat senior bidang militer di Carnegie Middle East Center, Aram Nerguizian mengatakan, "LAF berniat menyebarkan hibah pemerintah Qatar untuk memungkinkan rumah tangga prajurit LAF menyesuaikan biaya hidup 100 dolar selama enam sampai tujuh bulan ke depan."

Nerguizian mengatakan, harapannya hibah dari Qatar membuka pintu setidaknya 50 juta dolar dari AS serta sumber lainnya. Demi membantu angkatan bersenjata hingga akhir tahun.

Krisis keuangan Lebanon telah menekan sektor gaji pegawai negara. Upah tentara juga hampir tidak cukup untuk membayar layanan generator untuk mengimbangi pemutusan listrik selama 22 jam.

Pada tahun 2020 kantin tentara tidak menyediakan daging demi menghemat. Satu tahun kemudian militer menawarkan wisata helikopter untuk menambah penghasilan.

Karena gaji mereka yang kecil banyak tentara yang bekerja sampingan atau keluar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran salah satu dari sedikit institusi kebanggaan nasional dan menyatukan masyarakat yang sektarian dapat ambruk.

Di awal perang sipil Lebanon pada 1970-an celah di sepanjang garis sektarian di angkatan bersenjata membantu memicu kekuasaan milisi.

Menteri Luar Negeri Qatar Sheik Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Presiden Lebanon Michel Aoun. Ia juga bertemu dengan Komandan LAF Jenderal Joseph Aoun.

Sejak musim panas tahun lalu Qatar memberikan 70 ton makan setiap bulannya untuk militer Lebanon. Tapi hibah ini merupakan bantuan uang tunai pertama mereka sejak krisis di mulai. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement