Rabu 06 Jul 2022 17:03 WIB

Wali Kota Batam Imbau Masyarakat Olah Daging Qurban Hingga Matang

Panitia disarankan untuk menyiapkan alat rebusan yang akan digunakan merebus.

Petugas kurban dengan tutup kepala, tutup mulut, sarung tangan dan sepatu boot siap membagikan hewan kurban (ilustrasi)
Foto: Dok JIC
Petugas kurban dengan tutup kepala, tutup mulut, sarung tangan dan sepatu boot siap membagikan hewan kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Wali Kota Batam Kepulauan Riau, Muhammad Rudi, mengimbau masyarakat agar mengolah daging sapi hingga matang. Hal ini bertujuan untuk mematikan bakteri ataupun virus yang ada pada daging sapi tersebut.

"Saya minta agar memasak daging dengan benar-benar matang. Karena virus itu bisa mati jika berada di suhu yang panas," ujarnya Rabu (6/7/2022).

Baca Juga

Upaya ini harus dilakukan meskipun sudah ada penjelasan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit sapi tidak menularkan kepada manusia. Berdasarkan hasil laboratorium Balai Veteriner Bukit Tinggi menyatakan 15 ekor sapi di Kota Batam terjangkit penyakit mulut kuku (PMK). Dengan begitu, Rudi menegaskan daging sapi tetap bisa dan aman dikonsumsi, hal ini sesuai dengan penjelasan dokter hewan, serta didukung dengan fatwa Majelis Ulama Indoneisa (MUI).

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis menambahkan pada saat hari pelaksanaan penyembelihan hewan qurban, panitia pelaksana disarankan untuk menyiapkan alat rebusan yang akan digunakan merebus membagikan kaki, mulut dan jeroan jika ada yang ingin didistribusikan.

"Kemudian pemotongan untuk kepala, kaki dan jeroan itu kami rekomendasikan apabila memang masih ingin digunakan agar terlebih dahulu direbus. Jadi masjid nantinya harus menyiapkan alat untuk merebus apabila memang ingin membagikan kaki, mulut dan jeroan," kata Mardanis.

Namun, jika pada akhirnya tiga bagian tersebut tidak didistribusikan, maka panitia pelaksana harus segera mengubur bagian-bagian tersebut. "Jadi nanti masjid itu ada dua pilihan, kalau mau membagikan kaki, kepala dan jeroan itu direbus, atau kalau memang tidak sanggup merebus, harus dikuburkan. Bukan karena tidak boleh makan, cuma menghindari akan menyebar ke sapi-sapi lainnya jika dibagikan seperti biasa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement