Kamis 07 Jul 2022 17:36 WIB

Pemkot Tasikmalaya Fasilitasi Evakuasi Korban Tenggelam di Pangandaran

Dinkes Tasikmalaya diinstruksikan untuk mengurus para korban yang terkena musibah

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelam di perairan sekitar TPI Legokjawa, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Kamis (7/7/2022). Dalam peristiwa itu, terdapat tiga orang wisatawan yang meninggal dunia, lima orang luka-luka, dan satu orang hilang, saat berenang di lokasi tersebut.
Foto: dok. istimewa
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelam di perairan sekitar TPI Legokjawa, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Kamis (7/7/2022). Dalam peristiwa itu, terdapat tiga orang wisatawan yang meninggal dunia, lima orang luka-luka, dan satu orang hilang, saat berenang di lokasi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membantu proses evakuasi korban tenggelam di Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Pasalnya, korban tenggelam itu merupakan warga Kota Tasikmalaya. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan, saat ini BPBD Kota Tasikmalaya sudah berangkat menuju lokasi untuk membantu proses pencarian korban yang dinyatakan hilang. Namun, ia mengaku belum menerima laporan terbarunya. "Kami juga akan koordinasikan terkait kebutuhan ambulansnya," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, pihaknya juga akan menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk mengurus proses korban yang menjalani perawatan. Ia memastikan Pemkot Tasikmalaya akan membantu korban, karena peristiwa itu merupakan musibah.  "Intinya kami siap fasilitasi korban," kata Ivan. 

Salah seorang perwakilan keluarga korban, Iwan Irawan (51 tahun), mengatakan, saat ini para korban yang meninggal dan dalam perawatan belum bisa dibawa ke Kota Tasikmalaya. Menurut dia, keluarga korban masih kebingungan terkait memulangkan para korban ke Kota Tasikmalaya. "Bukan memberatkan, tapi jadi beban bagi keluarga yang sedang berduka, tapi harus ada biaya ambulans yang cukup besar untuk membawa korban ke sini," kata dia di Kota Tasikmalaya, Kamis.

Ia menyebutkan, untuk menyewa satu ambulans dari Kabupaten Pangandaran ke Kota Tasikmalaya dibutuhkan biaya sebesar Rp 1,5 juta. Sementara korban yang harus dibawa dengan ambulans tidak hanya satu orang. Apalagi sekarang masih ada korban yang kondisinya masih kritis.

Karena itu, ia meminta Pemkot Tasikmalaya agar dapat memfasilitasi kebutuhan ambulans untuk para korban. "Kalau bisa pemerintah kota memfasilitasi itu, alangkah baiknya. Jadi bisa meringankan keluarga korban," kata dia.

Dalam peristiwa itu, setidaknya terdapat tiga orang korban yang meninggal dunia. Selain itu, satu orang masih hilang dan lima orang luka-luka, di mana satu orang di antaranya masih dalam kondisi kritis.

Kabar tenggelamnya empat wisatawan ini merebak setelah  empat orang wisatawan dilaporkan terseret arus saat sedang berenang di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Legokjawa, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Kamis (7/7/2022). Dari empat orang itu, tiga orang meninggal dunia dan satu orang dilaporkan hilang.

Kasat Polair Polres Pangandaran, AKP Sugianto, mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, terdapat sekitar delapan orang wisatawan yang bermain di sekitar pantai dekat TPI Legokjawa, pada Kamis sekitar pukul 07.00 WIB. Sebanyak empat orang di antaranya kemudian terseret arus pantai. "Empat orang terseret ombak. Tiga meninggal dunia dan satu orang belum ditemukan," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Kamis siang.

Para wisatawan itu merupakan rombongan dari Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya. Dalam rombongan itu, terdapat sekitar 36 orang yang ikut serta. Namun, hanya ada sekitar delapan orang anak berusia belasan tahun yang bermain di pantai. Sugianto mengatakan, pantai di lokasi kejadian masih sejajar dengan Pantai Madasari. Namun, wilayah itu bukanlah merupakan daerah wisata."Ini kan bukan daerah wisata, bukan buat berenang. Ombak di sini sangat besar. Kalau orang sini, tidak ada yang berani berenang," ujar dia.

Saat ini tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian kepada satu orang korban yang dinyatakan hilang. Sementara korban meninggal dunia telah dibawa ke puskesmas terdekat. "Kami sekarang masih melakukan pencarian. Karena satu belum ditemukan," kata Sugianto.

Berdasarkan data Kantor SAR Bandung, tiga orang korban yang meninggal dunia masing-masing atas nama Sayati Rangga Julhijah (14 tahun), Nizma Sabilla (14), dan Salfa Febrianti Bintang (14). Sedangkan satu korban dalam pencarian Atas nama Sahrul (13).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement