Jumat 08 Jul 2022 02:01 WIB

Melihat Kerentanan Quarter Life Crisis pada Mahasiswa dan Cara Mengatasinya

Kerentanan terjadi pada mahasiswa karena literasi dan nilai sosial yang kurang baik.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Media sosial. Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Pranawati, kerentanan mahasiswa terhadap quarter life crisis dapat disebabkan oleh sejumlah hal.
Foto: Dok. Web
Media sosial. Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Pranawati, kerentanan mahasiswa terhadap quarter life crisis dapat disebabkan oleh sejumlah hal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Pranawati, kerentanan mahasiswa terhadap quarter life crisis dapat disebabkan oleh sejumlah hal. Beberapa di antaranya, karena literasi yang kurang baik, kurangnya pemahaman tentang agama dan nilai sosial yang berpotensi berdampak pada kualitas dan ketangguhan keluarga.

"Kerentanan yang terjadi pada mahasiswa disebabkan literasi yang kurang baik, kurangnya pemahaman tentang agama dan nilai sosial yang berpotensi berdampak pada kualitas dan ketangguhan keluarga, pergaulan yang tidak selalu positif, dan pengaruh buruk dunia maya," kata Rita dalam siaran pers, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, pengguna media sosial harus dapat memahami nilai guna yang terkandung dalam unggahan media sosial. Pengguna menjadikan media sosial sebagai ajang unjuk kebolehan diri dalam hidupnya seakan-akan keseluruhan yang berada di media sosial itu nyata. Seringkali kondisi itu menimbulkan rasa rendah diri dan iri, sebab merasa tidak sebaik yang terlihat pada unggahan di media sosial.

"Apabila sikap membandingkan diri dengan yang terlihat di media sosial tidak dikelola dengan sehat, maka dapat mendorong individu ke dalam kesulitan menghadapi fase quarter life crisis," jelas dia.

Menurut dia, ada perilaku-perilaku yang akan menyulitkan seorang pemuda keluar dari fase quarter life crisis. Perilaku-perilaku tersebut, yakni merasakan kekhawatiran dan kecemasan mengenai kehidupannya di masa mendatang, merasa takut dengan hadirnya kegagalan, tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki, merasa tidak terlihat cukup baik seperti orang lain, merasa bimbang dengan segala pilihan hidup, dan meragukan setiap tindakan yang diambil.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement