Ahad 10 Jul 2022 20:31 WIB

Haji dan Ekonomi Saudi Usai Diterjang Badai Pandemi

Haji sebagai komponen kunci dari rencana untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi 2020

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
jamaah haji tiba untuk melempar kerikil sebagai bagian dari simbol al-A
Foto: EPA-EFE/ASHRAF AMRA
jamaah haji tiba untuk melempar kerikil sebagai bagian dari simbol al-A

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Minyak telah memberikan Arab Saudi triliunan dolar selama beberapa dekade. Namun minyak adalah sumber daya yang suatu hari nanti akan habis atau kehilangan nilainya ketika dunia beralih ke energi alternatif.

Kerajaan Saudi menyadari hal ini, dan telah memulai proyek ambisius untuk mendiversifikasi sumber pendapatannya untuk masa depan pasca-minyak. Salah satu sumbernya adalah haji, sebuah monopoli abadi yang memiliki potensi pasar hampir dua miliar umat Islam.

Baca Juga

Setelah Raja Salman bin Abdulaziz memimpin 2015, Arab Saudi meluncurkan proyek senilai 21 miliar dolar untuk memperluas Masjidil Haram di Makkah untuk menampung 300 ribu jamaah tambahan. Setahun kemudian, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengidentifikasi haji sebagai komponen kunci dari rencana untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi pada 2030.

"Tidak seperti (sektor energi), di mana pada sektor ini Arab Saudi selalu harus khawatir tentang pesaing masa depan. Di bidang haji dan umrah, mereka dijamin tidak memiliki persaingan selamanya," kata Omar Al-Ubaydli, direktur penelitian di Bahrain, seperti dilansir Egypt Independent, Ahad (10/7/2022).

Umat Islam dari seluruh dunia kembali ke Arab Saudi pekan ini untuk menunaikan ibadah haji setelah jeda dua tahun yang disebabkan oleh pembatasan Covid-19. Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk memenuhi kewajiban agama sekali seumur hidup, tetapi juga kesempatan bagi ekonomi kota-kota suci Arab Saudi untuk memulai.

Pandemi menyebabkan jumlah jamaah haji menyusut menjadi 1.000 pada 2020, tetapi meningkat menjadi sekitar 60 ribu pada 2021, ketika haji dibuka hanya untuk penduduk Arab Saudi. Tahun ini, kerajaan mengizinkan satu juta Muslim untuk melakukan ritual tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement