Senin 11 Jul 2022 15:04 WIB

China Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di G20

Wang Yi menilai Indonesia berhasil menjalankan kepemimpinan yang baik dan bijak.

 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). Bali menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 selama dua hari dari 07 hingga 08 Juli 2022.
Foto: EPA-EFE/ANGELO CARCONI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). Bali menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 selama dua hari dari 07 hingga 08 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri sekaligus State Councillor China Wang Yi mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di G20, kata Menlu RI RetnoMarsudidalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/7/2022). Menurut Retno, Wang Yi menyampaikan apresiasi itu langsung kepada Presiden Joko Widodo saat keduanya melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.

"Presiden baru saja menerima kunjungan kehormatan State Counsilor,Menteri Luar Negeri ChinaWang Yi. China menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Indonesia di G20. Apresiasi tinggi terutama diberikan China pada saat pertemuan Menlu G20," kata Retno Marsudi dalam keterangannya secara daring di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Retno menyampaikan kunjungan kehormatan tersebut dilakukan setelah Wang Yi menghadiri pertemuan dengan para menlunegara anggota G20, Jumat (8/7/2022), serta pertemuan high level dialogue cooperation mechanismantara Indonesia dan China, Sabtu (9/7/2022). 

Dalam kunjungannya bertemu Presiden Jokowi, Senin, lanjut Retno, Wang Yi menyampaikan bahwa negaranya memahami situasi dunia yang banyak tantangan. Oleh karena itu, Wang Yi menilai Indonesia berhasil menjalankan kepemimpinan yang baik dan bijak, sehingga pertemuan para menlunegara anggota G20 berjalan baik.

"Selain itu, dalam pertemuan tadi, China juga memberikan apresiasi atas berbagai upaya Indonesia untuk mencoba mencari atau mengupayakan resolusi damai terhadap situasi yang sedang terjadi di Ukraina, termasuk secara spesifik disebutkan mengenai kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, dalam pertemuan itu juga dibahas berbagai isu bilateral antara Indonesia dan China, antara lain komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan hubungan saling menguntungkan. "Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2021, perdagangan kedua pihak mengalami peningkatan yang sangat signifikan, lebih dari 54 persen dan mencapai nilai 110 miliar dolar AS. Kenaikan perdagangan ini juga diikuti defisit dari Indonesia yang terus menurun; dan kita lihat akses pasar untuk produk-produk unggulan Indonesia semakin lama semakin banyak memasuki pasar China," jelasnya.

Jokowi dan Wang Yi juga membahas proyek prioritas kedua negara, termasuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. "Kemudian, hal lain yang dibahas adalah kerja sama bidang kesehatan, termasuk untuk vaksin dan genomic joint laboratorium; serta dibahas juga mengenai upaya kedua pihak untuk terus mendorong interaksi yang lebih kuat antara sektor swasta kedua belah pihak," ujar Retno Marsudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement