Senin 11 Jul 2022 15:50 WIB

Kurangi Pencemaran Lingkungan, UMM Terapkan 'Green Qurban'

Di antaranya penggunaan besek untuk ganti plastik sebagai tempat distribusi daging.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pemotongan hewan kurban di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Istimewa
Pemotongan hewan kurban di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Hal menarik tampak pada proses penyembelihan hewan kurban yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kampus Putih menerapkan Green Qurban UMM guna meminimalisasi proses-proses yang mencemari lingkungan.

Ketua panitia Idul Kurban UMM, M Arif Zuhri mengaku, pihaknya sengaja berupaya memulai Green Qurban UMM. Salah satunya dengan penggunaan besek sebagai ganti plastik sebagai tempat distribusi daging.

Konsep ini dilakukan sebagai bentuk implementasi etika lingkungan. "Dengan begitu, kita tetap bisa berkurban seperti biasa dan tidak mencemari lingkungan sekitar,” kata dia.

Ada empat sapi dan enam ekor kambing yang dikurbankan di kampus III UMM. Sementara itu, di kampus II UMM ada satu ekor sapi dan dua ekor kambing.

Adapun daging yang ada dibagikan ke banyak pihak mulai dari para pegawai Kampus Putih, unit bisnis, hingga masyarakat sekitar. Arif menegaskan pihaknya juga sudah memberikan satu ekor sapi hidup ke Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kota Malang.

Di samping itu, juga berbagi dengan menyerahkan kambing ke Lapas Laki-laki. "Tak lupa juga ke wilayah-wilayah yang membutuhkan di Malang Selatan dan sekitar UMM,” katanya.

Pada proses kurban tersebut, Arif juga mengajak para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) dan beasiswa yatim. Hal itu dilakukan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman menarik dalam distribusi hewan kurban.

Dengan demikian saat terjun ke masyarakat nanti, mereka tidak kebingungan dan sigap melaksanakannya. Terkait hewan kurban, UMM memastikan, sapi dan kambing yang ada sehat dari berbagai penyakit.

Hal itu ditegaskan oleh pendamping tim kesehatan hewan kurban UMM, Mahmud. Menurutnya, semua hewan kurban UMM sudah diperiksa dengan teliti.

Pada saat pembelian, pihaknya juga membawa tim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ada pula surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang menjadi salah satu aspek dalam melihat keadaan hewan kurban. "Baik itu sapi maupun kambing," jelasnya.

Ia memastikan sapi dan kambing sudah dinyatakan bebas dari cacing hati, antraks, dan bahkan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Saat dipotong dan dilihat, semua jeroan, hati, hingga paru juga bersih dan sehat. Oleh karena itu, dapat dipastikan benar-benar bebas dari unsur-unsur bakterial dan parasit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement