Senin 11 Jul 2022 19:14 WIB

PKL Kota Tua Bersyukur Pindah ke Lokasi Binaan di Kota Intan

Pedagang kaki lima Kota Tua bersyukur pindah ke lokasi binaan di sekitar Kota Intan.

 Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan di halaman Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta. Pedagang kaki lima Kota Tua bersyukur pindah ke lokasi binaan di sekitar Kota Intan.
Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan di halaman Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta. Pedagang kaki lima Kota Tua bersyukur pindah ke lokasi binaan di sekitar Kota Intan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang kaki lima eks Kota Tua mengaku bersyukur setelah pemerintah setempat menyediakan tempat berdagang di lokasi binaan (lokbin) Kota Intan, Taman Sari, Jakarta Barat.

"Kita sangat bersyukur ya karena kita bisa dapat tempat yang lebih aman, enggak kena debu dan jatah preman," kata Yuli, salah seorang pedagang yang menempati satu kios di Kota Bintang, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Sebelumnya, Yuli menjajakan minuman ringan di pinggir trotoar kawasan wisata Kota Tua. Kegiatan itu dia lakukan sebelum pindah ke lokbin Kota Intan pada tahun 2016. Semenjak pindah ke lokbin Kota Intan, dirinya mengaku bisa berdagang dengan tenang.

"Di sini kita lebih nyaman dan tertib, kalau di pinggir jalan kita was-was kena debu, kesenggol mobil, macam-macam," kata dia.

Untuk keuntungan, Yuli mengaku mendapat pemasukan yang cukup selama berdagang di lokbin Kota Intan. Walau demikian, dia tidak merinci berapa perbandingan penghasilan hariannya ketika berdagang di lingkungan Kota Tua dan di lokbin Kota Intan.

Yuli juga mendengar kabar bahwa dalam waktu dekat lokbin di tempatnya mencari nafkah akan kembali ramai dengan pedagang yang direlokasi berikutnya. Dia mengaku senang dengan rencana tersebut.

"Senang lah, biar di sini semakin ramai. Kalau pedagang yang dapat pelanggan hanya di sana saja kan nggak adil," jelas dia.

Linda (58) pedagang minuman yang juga berdagang di lokbin Kota Intan justru memiliki pendapat berbeda. Menurut dia, kawasan lokbin itu hanya ramai beberapa bulan awal ketika dirinya pindah ke lokasi tersebut.

"Ramainya pas Oktober sampai Januari 2017. Setelah itu sepi lagi," kata dia.

Menurut dia, pembeli lebih sering membeli makanan di kawasan Kota Tua karena jaraknya yang lebih dekat. Tidak hanya itu, pengunjung jarang ada yang parkir di kawasan Kota Intan lantaran jaraknya yang dianggap jauh dari kawasan Kota Tua.

"Pengunjung juga malas ke sini karena kejauhan," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyiapkan dua lokasi untuk relokasi PKL Kota Tua yakni dilokbin Kota Intan dan di gedung Cipta Niaga. "Di Kota Intan ada 457 titik dan di Cipta Niaga ada daya tampung 120 titik," kata Camat Taman Sari, Agus Sulaiman saat ditemui di Kota Tua.

Sejauh ini, 272 PKL sudah setuju untuk pindah ke kawasan Kota Intan dan 41 PKL bersedia dipindahkan ke kawasan Cipta Niaga. Agus mengimbau PKL lainnya bersedia pindah ke lokasi-lokasi binaan agar pusat kuliner Kota Tua bisa terpusat di satu titik.

"Keuntungan yang diterima PKL pun banyak yakni bisa berjualan dengan aman, nyaman dan dipastikan akan ramai karena tempat parkir kendaraan juga akan terpusat di sini," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement