Selasa 12 Jul 2022 13:00 WIB

Ratu Elizabeth II Larang Benda Ini Ada di Meja Makan Saat Bersantap Bareng Cucu-Cicitnya

Ratu Elizabeth II punya aturan ketat di meja makan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ratu Elizabeth II dan cicitnya Pangeran Louis menonton dari balkon Buckingham Place setelah upacara Trooping the Color di London, Kamis, 2 Juni 2022, pada hari pertama dari empat hari perayaan untuk menandai Platinum Jubilee. Ratu Elizabeth II punya aturan khusus di meja makan keluarga. Acara selama liburan panjang akhir pekan di Inggris dimaksudkan untuk merayakan 70 tahun pelayanan raja.
Foto: AP/Aaron Chown/Pool PA
Ratu Elizabeth II dan cicitnya Pangeran Louis menonton dari balkon Buckingham Place setelah upacara Trooping the Color di London, Kamis, 2 Juni 2022, pada hari pertama dari empat hari perayaan untuk menandai Platinum Jubilee. Ratu Elizabeth II punya aturan khusus di meja makan keluarga. Acara selama liburan panjang akhir pekan di Inggris dimaksudkan untuk merayakan 70 tahun pelayanan raja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai pemimpin dari keluarga kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II harus memastikan bahwa semua anggota keluarga mematuhi aturan yang berlaku. Aturan ini tak hanya berkaitan dengan protokol resmi keluarga kerajaan, tetapi juga adab berperilaku yang tak tertulis seperti tata krama di meja makan.

"Salah satu hal yang beliau tak izinkan ada di meja makan saat makan besar bersama dengan cucu dan cicitnya adalah ponsel," jelas mantan anggota parlemen Britania Raya yang juga sangat mengenal keluarga kerajaan Inggris, Gyles Brandreth, seperti dilansir Express, Selasa (12/7/2022).

Brandreth mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth II menyukai suasana makan yang formal, meski tidak harus terlalu formal. Sebagai contoh, Sang Ratu menyukai bila orang-orang duduk di meja makan dalam postur yang baik dan tidak mengunyah makanan dengan mulut yang terbuka.

Ahli etiket William Hanson juga menyoroti beberapa tata krama lain yang diterapkan oleh keluarga kerajaan saat makan. Salah satunya adalah terkait cara mereka menggenggam garpu dan pisau.

"Secara tradisional, alat makan dipegang dengan posisi pisau di tangan kanan dan garpu di tangan kiri," jelas Hanson.

Tradisi ini berasal dari masa di mana pria biasanya membawa pedang dan belati dengan tangan kanan mereka. Pada masa itu, orang-orang yang makan atau menulis dengan tangan kiri dipandang sebagai orang yang bodoh.

Belakangan, menurut Hanson, tradisi itu berubah. Orang boleh untuk mengganti posisi memegang alat makan dari tangan kanan ke tangan kiri.

Yang terpenting, lanjut Hanson, adalah cara menggenggam pisau dan garpu harus diperhatikan. Saat menggenggam garpu, jari telunjuk harus diletakkan di bagian belakang garpu, di dekat lekukan batang garpu. Sedangkan saat menggenggam pisau, jari telunjuk diletakkan memanjang hingga titik di mana mata pisau dan pegangan pisau bertemu.

Hanson mengatakan tata krama di meja makan ini tak hanya berkaitan dengan kesopanan. Keluarga kerajaan kerap melakukan diplomasi lembut melalui cara mereka menggunakan alat makan.

"Memiliki kontrol atas alat makan (dan makanan) mereka merupakan bagian penting dari cara diplomasi mereka," ujar Hanson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement