DPR Minta Kemenkes Waspadai Varian Omicron dari India dan China

Kemenkes perlu mempelajari pola penyebaran virus corona yang sempat mewabah

Rabu , 13 Jul 2022, 13:51 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai sub-varian Omicron yang terus berkembang di seluruh dunia.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai sub-varian Omicron yang terus berkembang di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai sub-varian Omicron yang terus berkembang di seluruh dunia. Khususnya sub-varian BA.2.75 di India dan sub-varian BA.5.3.1 atau Bad Ned di China.

"Kemenkes segera berkoordinasi dengan WHO untuk mengetahui perkembangan sub-varian Omicron yang sampai saat ini masih terus berkembang di sejumlah negara," ujar Muhaimin lewat keterangan tertulisnya, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga

Ia menilai, siap siaga pemerintah diperlukan dalam menentukan penanganannya jika virus tersebut masuk ke Indonesia. Terutama apabila mengharuskan kembali diberlakukannya pengetatan masuknya pelaku perjalanan luar negeri ke Indonesia.

Kemenkes juga diminta segera menginformasikan kepada masyarakat mengenai sub-varian Omicron yang baru tersebut. Agar masyarakat tidak mudah percaya dengan pemberitaan atau informasi yang belum valid.

"Hingga saat ini masih belum ditemukan kepastian dan keakuratan apakah sub-varian baru tersebut menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan dengan sub-varian Omicron lainnya," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Dengan adanya temuan dua varian baru tersebut, pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan dua sub-varian Omicron itu. Meskipun sub-varian tersebut belum ditemukan di wilayah Indonesia.

Langkah itu perlu dilakukan, karena mobilitas masyarakat yang tinggi ke luar dan masuk wilayah Indonesia. Sehingga tetap memungkinkan untuk membawa virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Kemenkes perlu mempelajari pola penyebaran virus corona yang sebelumnya sempat mewabah, seperti varian Alfa dan Delta, khususnya penyebaran virus corona yang beberapa waktu lalu mewabah di India dan China yang sempat menyebar ke sejumlah negara dengan cukup cepat," ujar Muhaimin.