Rabu 13 Jul 2022 17:06 WIB

Vaksinasi Booster di Cirebon Didominasi Pelaku Perjalanan 

Vaksinasi booster menjadi pengganti swab antigen saat hendak melakukan perjalanan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Para pelanggan kereta api (KA) jarak jauh bisa menikmati layanan vaksinasi Covid-19. (Ilustrasi)
Foto: Dok Humas PT KAI Daop 3 Cirebon
Para pelanggan kereta api (KA) jarak jauh bisa menikmati layanan vaksinasi Covid-19. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Penerima vaksin ketiga Covid-19 atau booster di Kabupaten Cirebon didominasi oleh warga yang memiliki mobilitas tinggi. Hingga kini, capaian vaksinasi booster masih belum seperti vaksinasi tahap satu dan dua.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi, menyebutkan, vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kabupaten Cirebon sudah mencapai 93,42 persen. Sedangkan capaian vaksinasi dosis kedua, mencapai 81,98 persen.

"Sementara capaian vaksin booster baru mencapai 35,85 persen," kata Dendi, Rabu (13/7). 

Dia mengatakan, penerima vaksinasi booster saat ini sebagian besar merupakan warga yang memiliki mobilitas tinggi. Pasalnya, vaksinasi booster bisa menjadi pengganti swab antigen saat mereka hendak melakukan perjalanan. 

"Daripada harus berkali-kali melakukan swab antigen, mereka memilih vaksinasi booster," kata Dendi. 

Selain warga yang sering menjadi pelaku perjalanan, lanjut Dendi, capaian vaksinasi booster selama ini juga disumbang oleh perusahaan-perusahaan di Kabupaten Cirebon. Mereka menyadari pentingnya vaksinasi booster di dunia industri sehingga meminta karyawannya melakukan vaksinasi booster

Dendi mengakui, minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster selama ini memang cukup rendah. Untuk itu, dengan adanya kewajiban vaksinasi booster bagi pelaku perjalanan ke luar kota, diharapkan bisa membuat capaian vaksinasi booster di Kabupaten Cirebon jadi meningkat. 

Dendi menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan pelayanan vaksinasi Covid-19 di setiap puskesmas di Kabupaten Cirebon. Namun, karena rendahnya minat masyarakat, maka vaksinasi yang ada di puskesmas ditarik terlebih dulu ke dinas. 

Menurut dia, ada sejumlah alasan yang membuat warga enggan melakukan vaksinasi booster. Salah satunya, kasus Covid-19 yang sudah melandai, sehingga membuat masyarakat merasa tidak lagi membutuhkan booster

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement