Jumat 15 Jul 2022 16:06 WIB

RI dan Saudi Bentuk Tim Bersama Siapkan Haji 2023

Dari sisi PPIH, masih ada petugas yang kurang disiplin

Rep: A Syalaby Icshan/ Red: Agung Sasongko
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyapa jamaah di Hotel Kiswah Tower, Makkah, yang hendak berangkat menuju Arafah pada Kamis (7/7/2022).
Foto: Republika/Achmad Syalaby Ichsan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyapa jamaah di Hotel Kiswah Tower, Makkah, yang hendak berangkat menuju Arafah pada Kamis (7/7/2022).

IHRAM.CO.ID,  JEDDAH -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, layanan terhadap jamaah haji merupakan tanggung jawab dua negara yakni Indonesia dan Arab Saudi. Untuk itu, pihaknya sepakat akan membentuk tim bersama Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi agar haji tahun depan bisa lebih baik.

Kesepakatan ini dihasilkan usai berdiskusi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah terkait persiapan haji 1444 H/2023 M. Menag juga sudah menyampaikan sejumlag catatan perbaikan, baik dari sisi penyelenggaraan di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Baca Juga

"Kami sepakat membuat taskforce atau tim bersama untuk membahas persiapan haji tahun depan agar lebih baik lagi," ujar Menag usai melepas jemaah haji Kloter Solo (SOC 2) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Jumat (15/7).

Menurut dia, tim ini akan berdiskusi bersama agar masalah yang kerap dihadapi jamaah di lapangan bisa diperbaiki pada masa yang akan datang. Dari sisi PPIH, Menag mengindentifikasi masih ada petugas yang kurang disiplin dalam bertugas. Dia menjelaskan, upaya mendisiplinkan lebih 2.000 petugas menjadi pekerjaan tersendiri.

"Semua harus diniatkan betul dari Tanah Air untuk melayani jemaah, dan bonusnya ikut beribadah haji. Jangan dibalik," tegasnya.

Dari sisi Arab Saudi, Menag antara lain menyoroti dua hal. Pertama, penambahan toilet perempuan. Menurutnya, jemaah Indonesia mayoritas perempuan dan mereka membutuhkan waktu lama saat di toilet.

"Sehingga toliet di Masyair (Arafah, Muzdalif, Mina) perlu ditambah," terang Menag.

Hal kedua yang menjadi sorotan adalah pelayanan di Masyair yang dinilai belum seimbang, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kenaikan harga yang signifikan, kata Gus Men, harusnya layanan yang diberikan bisa lebih baik lagi.

Hal ini, kata Gus Men, akan dibicarakan dengan pemerintah Arab Saudi. Gus Men bahkan dalam pertemuan informal sudah menyampaikan ke Menteri Umrah dan Haji Saudi terkait hal tersebut.

"Saya sampaikan, ini yang mengeluh saya, lho bukan jemaah. Dari apa yang kami bayarkan di Masyair, saya merasa masih jauh dari ekspektasi saya," sebutnya.

Meski demikian, Gus Men menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi, Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman. Menag yakin Pemerintah Saudi telah bekerja keras memberikan pelayanan kepada jemaah haji seluruh dunia. Kalau ada kekurangan, itu masih dalam taraf kewajaran.

"Apalagi haji sudah off dua tahun karena pandemi. Banyak model baru juga dalam penyelenggaraannya yang mengarah pada digitalisasi,"jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement