Ahad 17 Jul 2022 05:48 WIB

BPS: Rokok Masih Jadi Penyumbang Kemiskinan Terbesar di Sumbar

Fenomena ini lebih disebabkan karena budaya.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Kemiskinan (ilustrasi). Badan Pusat Statistik mengungkap rokok masih menjadi komoditas penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Sumatra Barat setelah beras berdasarkan survei sosial ekonomi yang dilakukan pada Maret 2022.
Foto: google.com
Kemiskinan (ilustrasi). Badan Pusat Statistik mengungkap rokok masih menjadi komoditas penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Sumatra Barat setelah beras berdasarkan survei sosial ekonomi yang dilakukan pada Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik mengungkap rokok masih menjadi komoditas penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Sumatra Barat setelah beras berdasarkan survei sosial ekonomi yang dilakukan pada Maret 2022.

"Dari tahun ke tahun polanya masih sama, rokok tetap menjadi penyumbang kedua kemiskinan dengan andil 14,69 persen di perkotaan dan 17,03 persen di perdesaan," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Sumbar Krido Saptono.

Baca Juga

Menurut dia, fenomena ini lebih disebabkan karena budaya, yakni masih dijumpai masyarakat yang lebih memilih merokok ketimbang tidak makan. "Ini memang karakter yang sulit dihilangkan dan masih melekat di kita terutama pada rumah tangga miskin," kata Krido.

Ia menyampaikan, salah satu tantangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama keluarga miskin adalah mengurangi konsumsi rokok. Berdasarkan data BPS Sumbar pada Maret 2022 jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat mencapai 335,21 ribu orang atau mengalami penurunan 4,72 ribu orang dibandingkan September 2021 yang mencapai 339,93 ribu orang.

Menurut dia, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 tersebut merupakan yang terendah sejak 2014 atau delapan tahun terakhir. "Di Sumatra, Sumbar masuk peringkat kedua provinsi dengan angka kemiskinan terendah setelah Bangka Belitung," kata Krido.

Aceh menjadi provinsi dengan penduduk miskin paling banyak mencapai 806,82 ribu jiwa atau 14,64 persen dan terendah Bangka Belitung sebanyak 66,78 ribu jiwa atau 4,45 persen. Ia memaparkan sejumlah faktor yang mempengaruhi turunnya angka kemiskinan di Sumbar, yaitu ekonomi Sumbar kuartal I 2022 tumbuh 3,64 persen atau meningkat dibandingkan kuartal I 2021.

Selain itu pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2022 juga tumbuh 3,01 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi 2,78 persen. Komoditas makanan penyumbang kemiskinan di Sumbar pada Maret 2022 selain beras dan rokok adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, tongkol, bawang merah, roti, gula pasir mi instan dan tahu.

Sejalan dengan itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan di Sumbar turun 0,157 poin dari 0,962 pada September 2021 menjadi 0,804 pada Maret 2022. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami penurunan 0,061 poin pada September 2021 menjadi 0,164 pada Maret 2022.

Indeks kedalaman kemiskinan adalah rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Sedangkan Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement