Senin 18 Jul 2022 17:01 WIB

Warga Terdampak Banjir Bandang di Garut akan Direlokasi

Wilayah banjir bandang masuk ke dalam daerah zona merah bencana.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus raharjo
Warga terdampak banjir bandang di Kampung Sudika Indah, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, membersihkan rumah mereka pada Ahad (17/7/2022). 
Foto: Republika/Bayu Adji
Warga terdampak banjir bandang di Kampung Sudika Indah, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, membersihkan rumah mereka pada Ahad (17/7/2022). 

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan berupaya merelokasi warga yang terdampak banjir bandang pada Jumat (15/7/2022). Relokasi itu dilakukan agar banjir bandang tak lagi berdampak ke permukiman warga.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, tanah warga terdampak banjir Sungai Cimanuk di Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, pada 2016 sudah diganti oleh Pemkab Garut. Warga yang terdampak banjir saat itu telah disediakan tempat relokasi.

Baca Juga

"Mereka sudah punya rumah di sana (tempat relokasi). Ini harus dikosongkan," kata dia saat meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Desa Haurpanggung, Senin (18/7/2022).

Menurut dia, apabila warga tak juga mau direlokasi, peristiwa banjir bandang akan terus berdampak ke permukiman. Sebab, wilayah itu masuk ke dalam daerah zona merah bencana banjir bandang.

Ia menilai, selama ini warga tak mau pindah beralasan lokasi rumah relokasi jauh dari tempat mereka bekerja. Karena itu, rumah relokasi itu tak juga ditempati. "Kami akan terus melakukan pendekatan secara humanis. Karena di sini tidak memungkinkan untuk tinggal," ujar Rudy.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan, pihaknya telah mendata rumah yang harus direlokasi. Menurut dia, prioritas relokasi akan dilakukan untuk tujuh unit rumah di Kampung Dayeuh Handap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.

"Untuk di Dayeuh Handap itu ada tujuh rumah, pemda berharap mereka bisa relokasi secara mandiri. Karena rumah itu berada di bibir sungai," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin.

Ia juga meminta tokoh masyarakat setempat untuk ikut mendorong agar warga terdampak bencana mau melakukan relokasi. Apabila warga tetap tinggal di wilayah itu, bencana banjir bandang akan terus menghantui.

"Masalahnya itu masyarakat di sana tidak mau. Kami akan terus berupaya secara persuasif. Yang penting mau dulu, nanti pasti akan ada intervensi dari pemerintah," kata Satria.

Aktivitas berangsur pulih

Satria mengatakan, pihaknya masih terus mendistribusikan kebutuhan logistik kepada warga terdampak bencana. Saat ini, tim di lapangan telah menyebar ke sejumlah kecamatan yang terdampak bencana.

"Saat ini tidak ada lagi yang terisolasi. Masyarakat sudah tinggal membersihkan rumah yang terdampak. Kami juga akan terus bantu upaya pembersihan," kata dia.

Ihwal adanya sejumlah jembatan yang terputus akibat banjir bandang, ia mengatakan, untuk sementara akses warga akan dibantu aparat kepolisian. Seperti di Kecamatan Karangpawitan, polisi telah menyiagakan perahu karet untuk membantu warga menyeberang sungai lantaran jembatan di wilayah itu rusak diterjang banjir bandang.

Satria menambahkan, BPBD Kabupaten Garut juga telah berkoordinasi dengan Komando Distrik Militer (Kodim) 0611/Garut untuk membuat jembatan darurat. "Pak Dandim nanti akan meminta Zeni untuk membuat jembatan darurat, sambil menunggu perbaikan permanen. Karena untuk permanen itu butuh waktu," kata dia.

Peristiwa bencana di Kabupaten Garut pada Jumat kemarin setidaknya berdampak pada 14 kecamatan. Selain banjir bandang, di sejumlah kecamatan juga dilaporkan terjadi tanah longsor. Menurut Satria, bencana itu diakibatkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Jumat sore. Alhasil, aliran air melebihi daya tampung sejumlah sungai, seperti Sungai Cimanuk dan Sungai Cipejeuh, sehingga terjadi banjir bandang.

"Kami belum melakukan kajian ke sana (alih fungsi lahan). Yang jelas kejadian itu karena intensitas hujan tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement