Cegah Konflik di Papua, Legislator Dorong Pemerataan Ekonomi

Salah satu penyebab masih adanya kontak senjata di sana adalah ketimpangan ekonomi

Senin , 18 Jul 2022, 17:32 WIB
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua, (ilustrasi).  Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno mengecam penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap 10 warga sipil di Nogolait, Nduga, Papua.
Foto: anadolu agancy
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua, (ilustrasi). Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno mengecam penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap 10 warga sipil di Nogolait, Nduga, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno mengecam penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap 10 warga sipil di Nogolait, Nduga, Papua. Menurutnya, salah satu penyebab masih adanya kontak senjata di sana adalah ketimpangan ekonomi yang sangat besar.

"Permasalahan ini tidak akan terselesaikan jika hanya menangani kasus demi kasus, maka itu segala permasalahan seperti kesejahteraan masyarakat ekonomi harus dibagi rata, tidak ada lagi kecemburuan sosial," ujar Dave saat dihubungi, Senin (18/7/2022).

Baca Juga

Pemerintah, jelas Dave, harus menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur. Salah satunya lewat pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di Papua.

"Papua ini adalah provinsi dengan rakyat miskin tertinggi, tingkat literasi masih sangat rendah, pemerataan akan pembangunan masih terbatas di kota-kota besar. Selama hal ini berjalan terus, konflik akan terus berjalan," ujar Dave.

Kendati demikian, penembakan oleh KKB terhadap 10 warga sipil di Papua tetap tak bisa dibenarkan. Menurutnya, tindakan mereka sudah jelas-jelas melanggar hak asasi manusia (HAM).

"Yang terjadi kembali lagi di Papua suatu kejadian yang biadab, itu jelas pelanggaran HAM terhadap korban," ujar politikus Partai Golkar itu.

Polisi bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) memburu teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang membunuh 10 warga dan melukai dua warga sipil. Pengerahan pasukan dan personel keamanan sudah dilakukan sejak akhir pekan kemarin setelah serangan KKB di Nduga, Papua, pada Sabtu (16/7/2022).

“Di Nduga, anggota Polri dan TNI sudah berjaga ketat di lokasi. Kita bersama-sama akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar pelakunya dan menangkap pelakunya untuk bisa dihadapkan ke hukum,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Musthofa Kamal, Ahad (17/7/2022).

Kamal mengeklaim, situasi dan keamanan di Nduga berangsur kondusif. Polri dan TNI mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan dengan penetapan status siaga.

Pada Sabtu (16/7/2022) pagi waktu setempat, sekitar 20-an anggota KKB menyerang perkampungan di Noglait, Distrik Kenyam, Nduga. Serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok separatis yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Serangan dengan senjata api dan senjata tajam itu menewaskan 10 orang warga sipil. Dua korban lainnya dalam kondisi kritis karena luka-luka bacokan dan tembakan.