Senin 18 Jul 2022 21:31 WIB

Hari Pertama Sekolah di Tasikmalaya, Siswa Antusias Masuk Sekolah

Di mata orang tua, posisi duduk anaknya di sekolah menentukan keberhasilan belajar

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Para orang tua menunggui anaknya pada hari pertama sekolah di SDN 2 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (18/7/2022). 
Foto: Republika/Bayu Adji
Para orang tua menunggui anaknya pada hari pertama sekolah di SDN 2 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (18/7/2022). 

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Hari pertama sekolah di Kota Tasikmalaya disambut antusias oleh para siswa dan orang tua. Sejak pagi hari, orang tua dan siswa telah memadati sekolah untuk memulai kegiatan belajar mengajar di hari pertama masuk sekolah.

Berdasarkan pantauan Republika di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, para orang tua dan siswa sengaja datang lebih pagi dari jadwal masuk sekolah untuk mendapatkan posisi bangku di urutan depan. Di mata orang tua, posisi duduk anaknya di sekolah dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Baca Juga

"Tadi saya datang ke sekolah jam 06.30 WIB, nyari bangku di depan. Alhamdulillah anak saya dapat bangku urutan dua," kata salah satu orang tua siswa kelas I SDN 2 Pengadilan, Siska (39 tahun), kepada Republika, Senin (18/7/2022).

Proses pembelajaran di sekolah itu dimulai pada pukul 07.00 WIB. Jadwal itu juga berlaku untuk para siswa baru. Namun, para siswa kelas I hanya melaksanakan kegiatan belajar di sekolah sampai pukul 09.00 WIB.

Para siswa kelas I di sekolah itu juga tak langsung melakukan proses pembelajaran. Selama tiga hari pertama, para siswa baru akan mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Menurut Siska, anaknya yang baru masuk sekolah dasar pertama kali terlihat sangat senang. Anaknya juga dinilai mudah bersosialisasi dengan siswa lain dan guru. Namun, untuk sementara waktu, Siska masih akan menunggui anaknya di sekolah sampai waktunya pulang."Sampai tiga hari masih gini terus, ditungguin di sekolah," kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika, tak hanya Siska yang menunggui anaknya di sekolah. Para orang tua lainnya juga melakukan hal serupa. Bahkan, jelang waktu pulang sekolah, para orang tua berkumpul di depan ruang kelas untuk menunggu anaknya keluar.

Salah satu orang tua siswa lainnya, Kiki Kartini, terkendala untuk meninggalkan anaknya di sekolah. Sebab, anaknya yang baru kelas I itu belum mau ditinggal."Anak saya nangis karena sudah lama tak masuk sekolah. Anaknya juga jarang keluar rumah. Jadi tidak mau ditinggal. Padahal saya mau berangkat kerja," kata dia.

Setelah menenangkan anaknya, Kiki akhirnya berangkat bekerja. Namun, ia akan kembali ke sekolah untuk menjemput anaknya saat pulang.

Guru kelas I SDN 2 Pengadilan, Ema Sumaryati, mengatakan, selama tiga hari pertama, para siswa kelas I tak akan langsung mengikuti proses pembelajaran. Para siswa akan lebih dulu mengikuti MPLS."Jadi siswa lebih dulu saling mengenal antarteman, guru, lingkungan sekolah, dan lainnya. Jadi belum sampai ke pembelajaran," ujar dia.

Menurut dia, antusias siswa pada hari pertama masuk sekolah sangat tinggi, sama seperti tahun-tahun sebelumnya ketika sekolah baru masuk. Orang tua siswa juga terlihat semangat dalam menemani anaknya sekolah. Selain itu, orang tua juga dinilai proaktif menanyakan kepada guru terkait aktivitas yang dilakukan anaknya di sekolah.

Ia menyebutkan, di SDN 2 Pengadilan terdapat sekitar 80 orang siswa baru. Para siswa itu dibagi ke dalam tiga rombongan belajar (rombel), di mana masing-masing rombel berjumlah 28 siswa.

Para siswa kelas I di sekolah itu masuk pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Setelah itu, ruangan kelas digunakan oleh siswa kelas II, lantaran ruang kelas di SDN 2 Pengadilan masih kurang."Karena ruang kelas di sini kurang. Soalnya baru merger sekolah ini. Jadi kelas I dan kelas II di-shift," kata Ema.

Menurut dia, proses pembelajaran tatap muka di sekolahnya sudah digelar dengan kapasitas 100 persen. Namun, berdasarkan pengamatan Republika, para siswa yang belajar dalam kelas mayoritas tidak menggunakan masker.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement