Selasa 19 Jul 2022 17:37 WIB

BRI Finance Targetkan Pembiayaan Baru Lebih dari Rp 5 Triliun pada 2022

BRIF menawarkan tiga jenis pembiayaan, yaitu konsumer, komersial dan korporasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Showroom mobil (ilustrasi).
Foto: semarang.olx.co.id
Showroom mobil (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance (BRIF) menargetkan dapat meningkatkan total pembiayaan baru di atas Rp 5 triliun pada 2022. Ekspektasi itu berasal dari pembiayaan mobil baru, bekas, dan sepeda motor.

Direktur Utama BRIF Azizatun Azhimah menjelaskan, BRIF menawarkan tiga jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan konsumer, komersial dan korporasi. Pembiayaan konsumer meliputi pembiayaan mobil baru (NewCAR), mobil bekas (BRIfused), pembiayaan motor (BRIFmotorcycle), dan pembiayaan fasilitas dana melalui BRIfast.

Baca Juga

Sementara pembiayaan komersial, menurut Azizatun, terbagi dalam dua jenis yaitu pembiayaan investasi (BRIFCommercial) dan pembiayaan modal kerja dan SPK financing (BRIeFing Solusi Modal Kerja). Adapun pembiayaan korporasi mencakup pembiayaan COP, MOP dan Sewa Operasi (BRIFLEET).

Menurut Azizatun, per Mei 2022, total piutang pembiayaan BRIF mencapai Rp 5,6 triliun. Angka tersebut naik sekitar 29 persen secara tahunan dan tumbuh sekitar 18 persen dari Desember 2021.

Per Mei 2022, porsi piutang pembiayaan multiguna tercatat sebesar 68 persen, naik dari 59 persen pada Desember 2021. Selain itu, BRIF juga berhasil meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas aset.

Total aset tercatat sebesar Rp 6,3 triliun pada Mei 2022 atau naik 21 persen year to date (ytd). Kontribusi terbesar dari peningkatan aset berasal dari piutang pembiayaan konsumen dan kenaikan pada aset sewa operasi.

Selama 2021, BRIF mampu membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 612 miliar, naik sebesar 24 persen dari Rp 493 miliar pada 2020. Pencapaian ini sejalan dengan pertumbuhan pada piutang pembiayaan.

Sementara beban operasional relatif terjaga dengan naik sebesar 15 persen dari Rp 482 miliar pada 2020 menjadi Rp 555 miliar pada 2021.  Laba bersih BRIF tercatat sebesar Rp 43 miliar pada 2021 atau melesat 803 persen dibandingkan dengan hanya sebesar Rp 5 miliar pada 2020.

ROE tercatat meningkat menjadi 3,8 persen pada 2021. Laju pertumbuhan laba bersih BRIF tercatat jauh diatas rata-rata industri yang mencatat pertumbuhan sebesar 118 persen.

Azizatun mengemukakan, sampai dengan Mei 2022, pendapatan operasional BRIF telah mencapai Rp 327 miliar. Ini lebih dari setengah pencapaian BRIF pada 2021 dan meningkat 48 persen dari raihan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 220 miliar.

Pendapatan BRIF meningkat selaras dengan pertumbuhan pada portofolio pembiayaan.

“Laba bersih BRIF mencapai Rp 25 miliar pada Mei 2022 atau naik signifikan 126 persen dari periode yang  sama tahun lalu sebesar Rp 11 miliar. Pencapaian ini sejalan dengan peningkatan signifikan pada pendapatan, sementara beban relatif dapat terjaga,” kata Azizatun dalam keterangannya, Selasa (19/7/2022).

Azizatun menambahkan, BRIF berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 700 miliar tahun ini. Dana hasil penawaran umum obligasi BRIF akan digunakan untuk ekspansi bisnis berupa pemberian fasilitas pembiayaan kepada calon-calon debitur.

Obligasi BRIF telah mendapat peringkat idAA (double A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sebagai bagian dari BRI Group, BRIF memiliki aspirasi menjadi multifinance dengan total aset di atas Rp 10 triliun pada 2024 dan fokus pada pembiayaan konsumer.

Pada semester II 2022, manajemen BRIF melakukan sejumlah strategi bisnis, diantaranya, optimalisasi single gateway auto loan BRIGroup, pengembangan digitalisasi bisnis dan payment gateway, penguatan struktur, kebijakan, dan digitalisasi sistem sumber daya manusia (SDM), dan implementasi fast track approval.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement