Selasa 19 Jul 2022 23:03 WIB

Konflik Gajah-Manusia Hampir Setiap Hari Terjadi di Aceh

Konflik ini terjadi karena habitat satwa dilindungi tersebut terganggu dan rusak.

Konflik gajah dengan manusia di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh terjadi hampir setiap hari. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/RAHMAD
Konflik gajah dengan manusia di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh terjadi hampir setiap hari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyatakan konflik gajah dengan manusia di sejumlah wilayah di Provinsi Aceh terjadi hampir setiap hari. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman mengatakan, konflik tersebut terjadi karena habitat satwa dilindungi tersebut terganggu dan rusak.

"Konflik atau gangguan gajah terhadap manusia terjadi hampir setiap hari di Aceh. Ini terjadi karena kawasan hutan yang menjadi habitat liar dilindungi tersebut sudah rusak atau terganggu dan berubah fungsi," kata Kamarudzaman, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga

Kamarudzaman menyebut, populasi gajah di Provinsi Aceh diperkirakan 500 hingga 600 ekor. Wilayah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia di antaranya di Kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Timur.

Di Kabupaten Pidie, kata Kamarudzaman, konflik gajah dengan manusia terjadi di 65 desa yang tersebar di 11 kecamatan. Konflik tersebut hingga kini terus berlangsung.

"Kami terus berupaya mengatasi konflik gajah di Kabupaten Pidie. Namun karena habitatnya sudah rusak, maka semakin sulit menanganinya. Kendati begitu, kami terus berupaya, paling tidak mencegah kematian satwa dilindungi tersebut," kata Kamarudzaman.

Dia mengatakan, gajah merupakan satwa kunci di Aceh. Gajah di Aceh termasuk satwa liar dilindungi yang terancam punah. Selain karena konflik, gajah juga menjadi sasaran perburuan.

Di banyak wilayah di Aceh, kata Kamarudzaman, kawasan hutan yang sebelumnya menjadi habitat gajah, kini berubah menjadi perkebunan sawit. Tidak sedikit gajah yang terjebak di perkebunan tersebut.

"Seperti di Kabupaten Aceh Utara, kami tidak tahu lagi ke mana menggiring kawanan gajah karena kawasan hutan sudah berubah menjadi perkebunan sawit. Dan ini berdampak timbulnya konflik gajah dengan manusia," kata Kamarudzaman.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement